Senin, 10 Desember 2018


"Sesungguhnya sebanyak-banyaknya foto prewedding ialah demi kepuasan si perempuan."

Untung Galihnya sabar. Sabar banget. Ketika saya sudah lelah atas segala sabar yang tampak disia-siakan bertahun-tahun lalu, Galih datang menuntun dengan sabar. Mengingatkan kembali arti sabar. Memberikan lagi asupan sabar.

Setelah melalui tahap perkenalan dan  lamaran, kami mulai membicarakan soal foto prewedding. Kepingin aja gitu punya kisah yang nantinya bisa jadi cerita ke anak cucu melalui foto prewedding. Terlalu jauh sih mikirnya. 😆

"Aku kepingin prewed, yang bagus!"

"Mau di mana?"

"Nggak tahu. Bingung. Indonesia semuanya bagus."

"Sumba apa?" 

Yakinlah, tawaran itu pada akhirnya hanya sekadar tawaran. Memang benar, dalam mempersiapkan pernikahan segalanya harus diperhitungkan dengan matang, terlebih soal dana. Meski yang katanya, "kata teman di sana nggak usah mikirin soal biaya fotografernya, tinggal datang aja," ya tetap saja kan biaya pp Jakarta-Sumba untuk dua orang itu sudah berapa juta sendiri? Belum jajan dan kawan-kawannya. Sebab untuk sesi foto prewedding ini si perempuan pasti nggak mau pusing-pusing untuk urus perjalanan ala backpacker

Alhasil, tertariklah dengan hasil karya dari @yourwish_picture yang mana itu ya teman sendiri. Lebih enak toh, pakai teman sendiri juga, lokasinya lebih ramah biaya, sekalian pulang lagi. Paket lengkap.

Jadi, si calon pengantin akhirnya memutuskan untuk melakukan sesi foto prewedding di seputaran Magelang dan Jogja. Meski banyak pertanyaan datang yang isinya "Kirain udah trauma sama Jogja?", bagaimanapun saya tetap cinta Kota Jogja.

Untuk tema, semuanya diserahkan kepada si sang perempuan yang banyak banget maunya. Sementara si pria iya-iya saja dan manut. Meski beberapa ide juga tertuang bersama.

Malam sebelum hari foto prewedding, terbersit foto ala-ala di pasar malam. Langit gelap mulai menjatuhkan rintik demi rintik air yang menimbulkan keresahan dan batin kegagalan rencana malam itu. Tapi mobil tetap dilaju menuju pasar malam. Dan benar saja, sesampainya di sana rintik hujan berhenti.

Memang dasarnya pasar malam yang kalau hujan selalu identik dengan becek dan genangan di sana-sini. Ditambah kepadatannya yang sangat amat tidak efektif untuk melakukan kegiatan foto. Akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobil dan menyerah, namun si fotografer menyarankan pindah lokasi ke sebuah kafe. Jadilah foto malam itu dengan tema santai di sebuah kafe. Kaos couple yang digunakan malam itu sudah dipersiapkan oleh sang pria tanpa sepengetahuan si perempuan sebenarnya.


Location Bond Cafe
Tshirt @kaosbigmag















Keesokannya, hawa dingin Kota Magelang memang membuat hasrat ingin terus bergumul di dalam selimut sangat kuat. Sedang MUA yang dipesan sudah siap menunggu di depan pintu rumah. Malamnya memang sempat bertemu dan bertanya perihal jam berapa saya harus sudah siap dimake up. Jawaban dari MUAnya memang agak sedikit bikin kecewa karena harus bangun subuh yang awalnya nggak disangka harus siap sepagi itu. Udah kayak mau nikah aja.

Jam 06.00 akhirnya sang perempuan mulai didandani dengan mata yang masih setengah mengantuk. Ternyata bukan hanya make up untuk acara nikahan saja yang membutuhkan waktu lama, make up untuk prewedding juga memakan waktu yang cukup lama.

Saya pribadi puas banget dengan hasil make up dari mbak Novi. Hasilnya flawless rapi dan halus. Belum lagi kesabarannya menemani kami seharian penuh dari pagi hingga hampir di hari. Kalau saja mbak Novi di Jakarta, mungkin di acara pernikahan saya akan pakai mbak Novi sebagai MUA.

Tema pertama, tetap mengusung adat jawa. Berpakaian kebaya dan beskap yang dipadu dengan kain couple. Kostum yang dipakai ini koleksi pribadi, tanpa sewa kecuali alas kaki. Untuk tema ini kita pilih lokasi di Balkondes Bumiharjo, Magelang. Apasih Balkondes? Buat kamu yang nggak tahu apa itu Balkondes, googling deh. Lagi hits loh di Magelang dan jadi destinasi wisata alternatif di sana.

Sesi foto untuk tema pertama ini yang paling total dan maksimal. Sesi pertama yang belum capek tanpa merasa dikejar waktu dan juga cuaca yang cerah membuat hasilnya juga oke dan memuaskan.





Tema kedua, sebenarnya ingin melakukan sesi foto di candi. Tetap dengan nuansa jawa dengan latar candi, tetapi menggunakan busana formal nuansa putih. Dan hal itu tidak terjadi karena nggak diperbolehkan foto di candi meski ijin dari pihak candi telah kami kantongi. Kenapa? Ya tahulah ya beberapa mitos tentang candi. Dan sekadar info, untuk melakukan sesi foto di candi itu memang butuh ijin dari pihak pengurus / penanggung jaawab dari tempat itu sendiri, tapi beberapa candi tidak mempersulit dalam pemberian ijin loh. Meski memang jangan dadakan yaa.

Akhirnya tema kedua beralih ke Gumuk Pasir Parangkusumo di Jogja. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih tiga jam ini hampir membuat lelah. Cuaca yang naik turun pun hampir menurunkan mood yang harusnya tetap terjaga dengan baik.





Tersebab kebanyakan mau yang harus diselesaikan dalam sehari, akhirnyalah beberapa tema nggak maksimal dan nggak sesuai angan-angan. Cuaca saat itu juga agak menghambat proses memang.

Pindah ke pantai parangtritis untuk mendapatkan sunset, tetapi langit sedang tidak berpihak. Gumpalan awan mendung menutupi matahari dan angin juga berembus dengan bringas tak bersahabat.
         
         
            





Langit sudah hampir gelap, tapi masih ada satu tema yang diinginkan. Mobil dilaju menuju landasan pacu Pantai Depok. Seketika langit berubah menjadi keemasan. Awan menyibak langit, menampakkan kemilau senja yang ditunggu sedari tadi.

Tiba di pintu masuk, kawasan sudah ditutup untuk umum. Kami bernegosiasi dengan penjaga hingga akhirnya diijinkan masuk dan diberi waktu hanya sekitar setengah jam. Senja memang tak layak diburu dan dikejar. Ia sebaik-baiknya dinikmati selayaknya dan sewajarnya. Cukup dikagumi, sebagai pelepas penat atau pelega dahaga yang rapuh. Tidak untuk dimiliki layaknya Sukab yang mencurinya.

Bergegas ganti kostum sebelum keemasan langit berganti gelap, hanya tersisa beberapa detik dan akhirnya dapat. Meski siluet, ternyata hasilnya cukup memuaskan. Berlanjut akhirnya foto di tengah kegelapan yang semestinya tidak ada di daftar tema. Tema yang terakhir ini diambil dengan perjuangan keras dan paling ribet. Mulai dari lighting dan embusan angin pantai yang agak menyulitkan. Semua team ikut turun tangan. Dan hasilnya, puas banget!




The Happy Team


Thank you Yourwish Picture
and the great team
yang telah sabar dan maksimal dalam mewujudkan keinginan kami dengan hasil yang menyenangkan dan memuaskan

MUA by @novibundar





Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates