Rabu, 14 November 2018




A true gantleman always keeps his words.

Saya nggak bisa langsung yakin sama Galih. Dia membuat saya ragu. Ragu banget. Bahkan saya berdiskusi langsung dengan kedua orang tua. Saya hanya berusaha menjaga hati dan orang tua agar tidak jatuh pada kecewa mendalam lagi seperti kemarin.

Ditambah lagi jika saya memilih Galih, artinya saya memilih hubungan LDR lagi, yang sudah banyak ditentang banyak orang terdekat akibat melihat perjuangan saya yang kemarin. Tetapi saya yakin, sebuah hubungan LDR itu bukan LDR-nya yang salah, tetapi yang menjalaninya. Bisakah mereka tetap saling menggenggam dan memperjuangkan tanpa pernah lelah dan melepas.

25 Mei 2017 saya mencoba meyakinkan diri dan membuka hati. Memberikan tangan untuk digenggamnya menuju apa yang ia utarakan. Namun sebuah harapan tetap saya letakkan pada Tuhan.

Singkat memang. Tidak butuh waktu lama untuk saling meyakinkan dan mencoba untuk yakin. Nyatanya, pilihan saya tidak lagi keliru.

Agustus 2017, Galih datang ke Jakarta. Melengkapi hari ulang tahun saya dengan penuh kejutan. Dan saat itu ia memutuskan untuk menetap di Jakarta yang artinya nggak perlu LDR lagi. Galih dengan cepat memenuhi ucapannya perihal jarak.

Desember 2017 saya diajak pulang ke Magelang untuk kedua kalinya. Saat perjalanan kembali ke Jakarta, di gerbong kereta Galih bicara lagi soal keseriusan. "Aku sudah bilang ibu tadi sebelum berangkat soal niat keseriusan kita." Di sini Galih bicara panjang lebar menjelaskan yang pada intinya seperti dia melamar, meminta saya untuk melangkah lebih jauh lagi bersamanya. Lagi-lagi nggak romantis banget momentnya. Di atas gerbong kereta habis makan rujak.

Dimulai dari itu, waktu seolah bergerak lebih cepat dan sangat cepat. Tiba-tiba satu persatu obrolan dan rencana antar keluarga telah tercatat dan tanggal pun telah ditetapkan. Sementara perkiraan kami tidak akan secepat itu langkahnya.

Galih memang tidak butuh waktu lama untuk meyakinkan saya. Begitu pun dalam membuktikan ucapannya sebagai laki-laki, ia tak perlu jutaan janji bahkan tawaran angan-angan semu.

Ia menepati janjinya, memenuhi ucapannya, memegang kata-katanya. Yang selalu saya tekankan adalah, laki-laki yang dipegang itu ucapannya, tanggung jawabnya. Dan Galih berhasil membuktikan itu. Galih memberi sebuah kepastian dan kejelasan. Di 10 January 2018 ia mengikat saya dan meminta saya dari Bapak. Tanpa jangka waktu yang panjang, tanpa janji-janji manis yang hanya menguap, ia berikrar untuk selalu bertanggung jawab dan membahagiakan.

ekspresi mau dilamar

Our Heaven


Saya pernah terbuai pada janji-janji menahun yang ternyata hanya menguap dan berlalu. Galih pernah terbawa arus pada keyakinan yang ternyata semu.

Mungkin Tuhan telah merancang semuanya. Mengatur segalanya. Mungkin kami dipertemukan melalui sebuah pertemanan, tetapi kami disatukan oleh luka yang sama.

Semoga Galih merupakan jawaban dunia akhirat bagi saya. Semoga kami bisa saling bertahan dan memperjuangkan satu sama lain, tidak saling melepas apa pun alasannya.

Tanpa ada rencana sebelumnya, dengan rentang waktu kurang lebih sebulan saat Galih 'seperti' melamar saya di atas gerbong kereta itu, 10 January 2018 kedua keluarga dipertemukan sebagai saksi dari keseriusan kami. Menguji dan mempererat kisah yang akan terus berjalan. Tanpa pernah ada luka dan kecewa yang tak terselesaikan.



my brides



Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates