Lalita - Sebuah Cinta Segitiga
Lalita menerima
sejilid kertas tua berisi bagan-bagan mandala, dan sejak itu setiap hari pengetahuannya
tentang sang kakek bertambah. Setiap kali pengetahuan itu bertambah banyak,
setiap kali pula sang kakek bertambah muda dalam penglihatannya. Pada suatu
titik ia bisa sepenuhnya melihat seorang remaja berumur tiga belas tahun, yang
berdiri lurus kaku dan kepala sedikit miring seolah melihat sesuatu yang tidak
dilihat oleh orang lain. Apa hubungan semua itu dengan vampir dan Candi
Borobudur? Itu akan menjadi petualangan Marja, Yuda, dan Parang Jati.
***
Bilangan
Fu adalah kisah persahabatan dan cinta segitiga antara dua pemanjat tebing,
Parang Jati dan Sandi Yuda dengan gadis bernama Marja Manjali. Kedua pemanjat
tebing itu mencoba menyelamatkan kawasan karst (gamping) yang menjadi sumber
mata air dari gempuran penambangan. Pada Novel besar Bilangan Fu, kisah
berlangsung di sebuah daerah bernama Sewugunung di Selatan Jawa Tengah. Di sana
sebuah bukit gamping yang kaya akan mata air akan ditambang oleh perusahaan
yang memanfaatkan fundamentalisme agama untuk kepentingan bisnis.
Pembaca
umum boleh menikmati kisahnya saja, tapi boleh juga mempelajari hal-hal yang
disajikan dalam serial ini. Hal-hal yang disajikan dalam serial ini menyangkut;
(1) Pengenalan warisan budaya Nusantara. (2) Satu topik logika dan jalan
berpikir. (3) Hubungan unik antar manusia, baik soal seks, bahkan cinta, yang
tidak bisa diseragamkan.
Novel
Bilangan Fu ini diikuti oleh novel-novel lanjutan dalam Seri Bilangan Fu. Seri
Bilangan Fu adalah serial teka-teki dengan ketiga tokoh utama dalam novel
Bilangan Fu. Serial ini selalu mengenai pusaka budaya nusantara seperti
candi-candi, dan memperkenalkan tema logika sebagai bagian dari pemecahan teka-teki.
Serial Bilangan Fu bercerita mengenai spiritual-keagamaan, kebatinan maupun
mistik dan juga membawa kita pada petualangan berbau sejarah.
Pada
novel serial Bilangan Fu yang pertama berjudul Manjali dan Cakrabirawa merupakan
sebuah cerita yang menjelaskan pengenalan dasar candi-candi Jawa Timur serta
pengenalan “Luas Pengertian”. Adakah sebenarnya hubungan antara Marja Manjali
dengan Calwanarang sang ratu sihir yang memiliki putri bernama Ratna Manjali? Serta
teka-teki mengenai Cakrabirawa.
Di
dalam buku kedua serial Bilangan Fu ini, muncul satu tokoh yang bernama sesuai
dengan judul buku ini, Lalita. Lalita Vistara adalah salah satu kitab yang
terukir pada Candi Borobudur yang memiliki saudara bernama Jataka atau Janaka
yang juga merupakan nama kitab yang terukir pada Candi Borobudur. Apa
sebenarnya hubungan kedua saudara ini pada Candi Borobudur? Dan apa hubungannya
dengan ketiga tokoh utama Marja, Yuda, dan Parang Jati?
Di
dalam buku ini, Yuda terlibat langsung dengan Lalita dan juga Jataka, kedua
saudara yang saling menjatuhkan. Yuda terjebak dalam permainan Lalita yang
ternyata juga telah melibatkan banyak lelaki muda dan berakhir dengan kematian.
Pada akhirnya, Yuda terjerat dalam jebakan berbau perselingkuhan hingga Yuda
mencapai titik candunya pada Lalita yang diberi nama Axis Mundi. Sebuah poros
dunia.
Ada
sebuah kitab yang diperebutkan yaitu kitab bernaa Indigo. Kitab yang berisi
bagan-bagan mandala dengan kertas-kertas tua. Kitab ini sangat istimewa dan
bernilai jual tinggi. Bukan, bukan hanya karena antik, tetapi juga penting.
Sebuah kitab yang diwariskan dari leluhur Lalita dan juga Jataka. Keterlibatan Yuda dengan Lalita membawa Marja
serta Parang Jati turut terlibat di dalamnya hingga mereka bertiga melakukan
petualangan di Candi Borobudur.
Di
dalam buku ini masih mengandung cinta segitiga Yuda, Marja, dan Parang Jati. Yuda
telah mengkhianati Marja secara jelas. Di sisi lain, Marja dan Parang Jati
saling mendambakan. Pengkhianatan Yuda terhadap Marja terungkap. Marja masih
mencintai Yuda, tetapi ia juga menginginkan Parang Jati. Parang Jati teramat
ingin merebut Marja dari Yuda.
“Barangkali
manusia tidak punya kemampuan untuk mengampuni. Yang bisa kita lakukan adalah berdamai
dengan sisi lain manusia yang tak kita mengerti. Setidaknya itu membuat kita
untuk tidak mengutuk dia atau membalas dia.” – Parang Jati.
“Jika
aku mencintai seseorang, aku ingin melekat, mencintainya tanpa jarak. Aku mau
tidak takut untuk menderita.” – Marja Manjali.
Di
dalam Lalita, saya semakin dibuat jatuh cinta pada sosok Parang Jati (malaikat)
yang tenang dan penuh perasaan, ia lebih pintar, setia. Marja (manusia) dengan
sosoknya yang kanak-kanak pada dirinya, manja, ceria , ringan, tidak berpikir
rumit namun menyimpan sisi feminisme
seorang gadis belia yang tidak bisa dianggap remeh. Dalam hal jiwa, sesungguhnya
ia lebih berani dibandingkan banyak orang. Dan sosok Sandi Yuda (iblis) yang
cukup mengecewakan atas sikap dan kesalahan yang berulang lagi dibuatnya.
Secara
keseluruhan, saya memiliki ketertarikan lebih pada karya-karya Ayu Utami,
terlebih pada serial Bilangan Fu ini. Saya telah menandaskan Bilangan Fu,
Manjali dan Cakrabirawa, dan Lalita dalam waktu dua minggu saja. Kisah-kisah
petualangan serta sejarahnya cukup menarik untuk dinikmati tanpa ingin berhenti
dan tertinggal di belakang.
2 komentar
Entah kenapa masih tetap menyukai Saman dan Larung. Pas baca ini rasanya gimana gitu
REPLYAku malah lebih suka seluruh serial bilangan fu ini dibanding saman dan larung, ntee... hehehe
REPLY