Minggu, 17 April 2016



Lalita menerima sejilid kertas tua berisi bagan-bagan mandala, dan sejak itu setiap hari pengetahuannya tentang sang kakek bertambah. Setiap kali pengetahuan itu bertambah banyak, setiap kali pula sang kakek bertambah muda dalam penglihatannya. Pada suatu titik ia bisa sepenuhnya melihat seorang remaja berumur tiga belas tahun, yang berdiri lurus kaku dan kepala sedikit miring seolah melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain. Apa hubungan semua itu dengan vampir dan Candi Borobudur? Itu akan menjadi petualangan Marja, Yuda, dan Parang Jati.

***

Bilangan Fu adalah kisah persahabatan dan cinta segitiga antara dua pemanjat tebing, Parang Jati dan Sandi Yuda dengan gadis bernama Marja Manjali. Kedua pemanjat tebing itu mencoba menyelamatkan kawasan karst (gamping) yang menjadi sumber mata air dari gempuran penambangan. Pada Novel besar Bilangan Fu, kisah berlangsung di sebuah daerah bernama Sewugunung di Selatan Jawa Tengah. Di sana sebuah bukit gamping yang kaya akan mata air akan ditambang oleh perusahaan yang memanfaatkan fundamentalisme agama untuk kepentingan bisnis.
Pembaca umum boleh menikmati kisahnya saja, tapi boleh juga mempelajari hal-hal yang disajikan dalam serial ini. Hal-hal yang disajikan dalam serial ini menyangkut; (1) Pengenalan warisan budaya Nusantara. (2) Satu topik logika dan jalan berpikir. (3) Hubungan unik antar manusia, baik soal seks, bahkan cinta, yang tidak bisa diseragamkan.
Novel Bilangan Fu ini diikuti oleh novel-novel lanjutan dalam Seri Bilangan Fu. Seri Bilangan Fu adalah serial teka-teki dengan ketiga tokoh utama dalam novel Bilangan Fu. Serial ini selalu mengenai pusaka budaya nusantara seperti candi-candi, dan memperkenalkan tema logika sebagai bagian dari pemecahan teka-teki. Serial Bilangan Fu bercerita mengenai spiritual-keagamaan, kebatinan maupun mistik dan juga membawa kita pada petualangan berbau sejarah.
Pada novel serial Bilangan Fu yang pertama berjudul Manjali dan Cakrabirawa merupakan sebuah cerita yang menjelaskan pengenalan dasar candi-candi Jawa Timur serta pengenalan “Luas Pengertian”. Adakah sebenarnya hubungan antara Marja Manjali dengan Calwanarang sang ratu sihir yang memiliki putri bernama Ratna Manjali? Serta teka-teki mengenai Cakrabirawa.
Di dalam buku kedua serial Bilangan Fu ini, muncul satu tokoh yang bernama sesuai dengan judul buku ini, Lalita. Lalita Vistara adalah salah satu kitab yang terukir pada Candi Borobudur yang memiliki saudara bernama Jataka atau Janaka yang juga merupakan nama kitab yang terukir pada Candi Borobudur. Apa sebenarnya hubungan kedua saudara ini pada Candi Borobudur? Dan apa hubungannya dengan ketiga tokoh utama Marja, Yuda, dan Parang Jati?
Di dalam buku ini, Yuda terlibat langsung dengan Lalita dan juga Jataka, kedua saudara yang saling menjatuhkan. Yuda terjebak dalam permainan Lalita yang ternyata juga telah melibatkan banyak lelaki muda dan berakhir dengan kematian. Pada akhirnya, Yuda terjerat dalam jebakan berbau perselingkuhan hingga Yuda mencapai titik candunya pada Lalita yang diberi nama Axis Mundi. Sebuah poros dunia.
Ada sebuah kitab yang diperebutkan yaitu kitab bernaa Indigo. Kitab yang berisi bagan-bagan mandala dengan kertas-kertas tua. Kitab ini sangat istimewa dan bernilai jual tinggi. Bukan, bukan hanya karena antik, tetapi juga penting. Sebuah kitab yang diwariskan dari leluhur Lalita dan juga Jataka.  Keterlibatan Yuda dengan Lalita membawa Marja serta Parang Jati turut terlibat di dalamnya hingga mereka bertiga melakukan petualangan di Candi Borobudur.
Di dalam buku ini masih mengandung cinta segitiga Yuda, Marja, dan Parang Jati. Yuda telah mengkhianati Marja secara jelas. Di sisi lain, Marja dan Parang Jati saling mendambakan. Pengkhianatan Yuda terhadap Marja terungkap. Marja masih mencintai Yuda, tetapi ia juga menginginkan Parang Jati. Parang Jati teramat ingin merebut Marja dari Yuda.
“Barangkali manusia tidak punya kemampuan untuk mengampuni. Yang bisa kita lakukan adalah berdamai dengan sisi lain manusia yang tak kita mengerti. Setidaknya itu membuat kita untuk tidak mengutuk dia atau membalas dia.” – Parang Jati.
“Jika aku mencintai seseorang, aku ingin melekat, mencintainya tanpa jarak. Aku mau tidak takut untuk menderita.” – Marja Manjali.
Di dalam Lalita, saya semakin dibuat jatuh cinta pada sosok Parang Jati (malaikat) yang tenang dan penuh perasaan, ia lebih pintar, setia. Marja (manusia) dengan sosoknya yang kanak-kanak pada dirinya, manja, ceria , ringan, tidak berpikir rumit  namun menyimpan sisi feminisme seorang gadis belia yang tidak bisa dianggap remeh. Dalam hal jiwa, sesungguhnya ia lebih berani dibandingkan banyak orang. Dan sosok Sandi Yuda (iblis) yang cukup mengecewakan atas sikap dan kesalahan yang berulang lagi dibuatnya.
Secara keseluruhan, saya memiliki ketertarikan lebih pada karya-karya Ayu Utami, terlebih pada serial Bilangan Fu ini. Saya telah menandaskan Bilangan Fu, Manjali dan Cakrabirawa, dan Lalita dalam waktu dua minggu saja. Kisah-kisah petualangan serta sejarahnya cukup menarik untuk dinikmati tanpa ingin berhenti dan tertinggal di belakang.

2 komentar

Entah kenapa masih tetap menyukai Saman dan Larung. Pas baca ini rasanya gimana gitu

REPLY

Aku malah lebih suka seluruh serial bilangan fu ini dibanding saman dan larung, ntee... hehehe

REPLY

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates