Kamis, 04 Januari 2024


Dear, Adek D.....

Terima kasih ya, Adek D sudah hadir di waktu yang tepat. Meski kami tidak pernah tahu kapan waktu yang tepat itu. Yang pasti kamu telah ditakdirkan di waktu terbaik untuk kami. Melengkapi warna kebahagiaan yang tak terkira bagi Ibu, Bapak, dan Mas Ezaz.



Sewaktu pertama posting perihal kehamilan kedua, nggak sedikit yang tanya, "alasan apa/bagaimana yang bikin kamu siap untuk tambah anak?" atau "gimana caranya meneguhkan hati untuk siap tambah anak?"


Jujur kalau ditanya siap atau nggak jawabannya adalah belum siap. Karena kami sama sekali belum merencanakan untuk tambah anak. Rasanya masih ingin memberikan perhatian dan kasih sayang ke Ezaz 100% tanpa terbagi. Kehamilan kedua ini tak terencana, tapi anugerah yang tiba-tiba diberikan Tuhan di waktu yang tepat dan terbaik menurut-NYA.



Saya sebagai seorang ibu pernah merasa bahwa rasanya mempunyai Ezaz saja sudah cukup. Merasa apakah mampu jika punya anak lebih dari satu. Berpikir apakah bisa menjadi ibu yang baik dan adil untuk anak jika lebih dari satu.


Meski suami selalu ada dan berperan full 1000% dalam mengasuh Ezaz selama ini, tapi mental dan kesiapan seorang ibu untuk mempunyai anak lagi itu memang tetap yang utama. Maka Galih pun nggak pernah mempermasalahkan mengenai jumlah anak. Ketika saya bicara nggak ingin anak lebih dari dua, Galih pun mengerti. Mendukung sepenuhnya hak saya sebagai seorang istri dan ibu. Karena perihal memiliki anak bukan hanya perkara materi, tetapi juga fisik dan mental orang tua terutama ibu yang perlu dijaga kewarasannya.


Dan ternyata ketakutan dan kekhawatiran yang saya rasakan banyak dirasakan oleh para ibu. Para ibu hebat yang tengah bertarung pada pilihannya masing-masing. Dan yakin itu nggak mudah. Sungguh.



Di kehamilan kedua masih sama. Nggak bisa makan di awal kehamilan. Tapi memang tidak separah waktu kehamilan pertama. Dramanya juga tidak sedrama kehamilan pertama. Mungkin karena sudah pernah melaluinya, jadi lebih bisa mengontrol dan memberi afirmasi positif ke diri sendiri.


Bedanya hamil kedua memang lebih mudah lelah dan emosi terkuras. Hamil dalam kondisi memiliki toddler merupakan sebuah kondisi di mana kita harus adil bukan hanya pada diri sendiri dan janin di rahim, tetapi juga pada toddler si calon kakak. Kehamilan pertama benar-benar bisa manja dan bermalasan. Sedang kehamilan kedua harus melawan semua itu demi bisa mengurus si calon kakak juga. Bahkan sanggup masih menggendong Mas Ezaz di tengah kehamilan. Tahu kan kata orang kalau mau punya adik, si calon kakak biasanya akan lebih manja. Meski alhamdulillahnya Mas Ezaz anak yang baik dan mengerti sekali kondisi ibu, tapi ada kalanya ia minta di gendong dipangku ibu.



Terkadang meski kita merasa itu bukan pilihan yang terbaik, tetapi Tuhan lebih tahu mana bagian yang terbaik untuk hamba-NYA.


Terima kasih suami yang selalu siap dan siaga menjadi garda terdepan untuk istri. Yang selalu membantu tanpa perlu diminta apalagi mengeluh. Terima kasih ya sudah selalu ada, sabar dan paling mengerti kami.


Semangat untuk para ibu yang selalu hebat di seluruh dunia. ❤️


Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates