Rabu, 14 November 2018


Kalau ada yang tanya "Kapan? Di mana? Dan Bagaimana?". This is the beginning of our love story.

Yogyakarta, 20 November 2015 adalah pertemuan pertama yang tidak pernah terencana dan tanpa kesan. Ingat namanya saja samar-samar. Ngobrol juga sekadarnya. Biasa banget.

pertemuan pertama
angkringan stasiun Lempuyangan
Saat itu saya dan teman-teman sedang liburan di Jogja. Mereka yang merupakan Komunitas Berbagi Nasi, setiap mengunjungi kota mana pun pasti selalu meluangkan waktu untuk ikut aksi. Saat itu, Bernas Jogja melaksanakan aksi di hari Jum'at. Kita pun menuju mepo malam itu.

Seorang teman yang sudah seharian nyetir memutuskan nggak ikut muter, mau tidur di mobil, saya pun ikut-ikutan butuh tidur. Bukannya ke mobil dan tidur, kami malah dibawa ke angkringan dekat Stasiun Lempuyangan.

Mereka yang mengajak ke angkringan ini ternyata pejuang Bernas dari Magelang (yang memang kalau ada tamu pasti disamperin). Sepertinya mereka nggak ikut muter karena sengaja untuk menemani kami yang nggak ikut muter. Tapi kami ngantuk bro, bukan pingin jajan di angkringan. 😂

Seusai pejuang nasi yang lain selesai aksi membagikan nasi dan menyusul ke angkringan, kita memutuskan pulang untuk tidur dan istirahat. Tapi saya malah kebelet pipis, yang mana di angkringan pinggir jalan pastinya nggak ada toilet dong. Angkat suara lah satu sosok yang sedari tadi ngobrol sama teman di angkringan untuk mengantar saya mencari toilet. Ternyata itu si Galih (tetuanya Bernas Magelang). Yang pada saat itu saya nggak kenal dan nggak tahu dia siapa.

Galih antar saya muter-muter cari toilet yang ternyata susah. Ya iyalah cari toilet yang buka dini hari. Alhasil numpang di alfamart 24 jam. Selesai, sudah. Hanya sebatas itu. Nggak ada obrolan dan perbincangan apa pun. Murni mengantar cari toilet.

Keesokannya teman-teman saya pergi ke Magelang karena diajak Galih dan yang lainnya untuk rafting. Sementara saya tetap stay di Jogja. Kenapa?  A story from my past that probably most people already know. (Sok Famous)

Semenjak pertemuan pertama di November 2015, saya dan Galih nggak pernah ada kontak pribadi apa pun. Selain saling komen di path atau fb. Itu pun komen di kolom status kakmer, kakdew, atau teman yang lain.

Sebagai teman yang sering banget menghabiskan waktu bersama mereka yang memang anak-anak Bernas, nggak heran banget kalau sosmed saya ikut-ikutan difollow sama anak-anak Bernas dari yang memang benar kenal sampai yang nggak kenal termasuk Galih.

Saat itu saya masih menjalani hubungan LDR Jakarta-Jogja sama si penyair yang yakin banget punya akhir bahagia meski banyak air matanya. Begitu pun dengan Galih yang menjalani LDR Magelang-Jogja yang sudah bertahun-tahun lamanya tapi menyedihkan juga. Kemudian kisah kami masing-masing kandas dengan beragam cerita pilu yang sakit banget deh. 😂✌

Jadi, jelas banget kan kalau saat pertemuan pertama itu nggak pernah ada yang nyangka kalau akhirnya kami bisa melangkah bersama. Saling meyakinkan diri untuk bersama-sama menghapus luka dan mulai membangun masa depan. Menggenggam takdir bersama.

first flower

April 2017 saya  bertemu Galih untuk yang kedua kalinya semenjak di 2015. Galih ke Jakarta dalam rangka liburan panjang sepertinya. Denger-denger sih baru patah hati juga. Dia di Jakarta dari Februari, tetapi saya baru ada waktu di awal April untuk ikut main bareng.

Saat itu memang bertepatan dengan kondisi saya yang sedang nggak baik. Upaya saya untuk bisa tetap bertahan dan hidup dengan normal kembali adalah dengan menyibukkan diri hingga benar-benar lupa pada diri. Hampir dua minggu sekali saya keluar kota dalam upaya melupakan luka. Mengikuti kaki melangkah untuk mencari kembali utuhnya diri, menemukan jiwa yang hilang, dan mendapatkan kembali hati yang tercecer sia-sia. Dengan banyaknya perjalanan.

Beberapa hari setelah pertemuan kedua itu saya mendapat bisik-bisik dari Kak Dew yang ternyata dibisikin juga dari Arya. "Galih tertarik sama Feti semenjak pertemuan pertama di Jogja dulu".

Reaksi pertama saya saat mendengar itu adalah ketawa ngakak. Kak Dew berpendapat kalau kayaknya kami nggak mungkin karena sudah baik-baik temanan aja. Sementara Arya mencoba meyakinkan Galih untuk mencoba mendekati saya saat itu karena posisinya kami sama-sama sedang sendiri. Dan sama-sama sedang melangkah untuk move on dari drama-drama pilu.

Nggak tahu gimana ceritanya Arya meyakinkan Galih, sampai akhirnya dia berani maju untuk terus terang kepada saya.

Setelah sebelumnya di akhir April Galih sempat mampir Semarang saat saya ada di sana, lalu di pertengahan Mei Galih kembali ke Jakarta, khusus untuk main ke rumah. Kemudian minta diajak main ke Museum Pancasila Lubang Buaya.

Seusai berkeliling museum, kami duduk di taman, kemudian Galih menanyakan satu hal, "Mau nggak kalau aku ajak serius?" dan reaksi saya malah ketawa.

"Ini serius, bukan lagi becanda," katanya lagi. Okey. Tapi saya nggak tau harus gimana saat itu. Mendadak nggak punya pikiran. "Boleh dipikirin dulu jawabannya, tapi kalau bisa jangan lama," katanya lagi.

Entah ada sejarahnya apa, kenapa Galih menyatakan perasaan di Museum Lubang Buaya yang nggak ada romantis-romantisnya itu. Jelas dong saya bukannya terenyuh haru biru gimana gitu, tapi malah nggak bisa mikir.

Itulah Galih. Dia bisa menjadi orang yang sangat menyebalkan sekaligus romantis. Dia bisa menjadi orang yang sangat menjengkelkan sekaligus menyenangkan.

Cerita kedekatan kami tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali keluarga saya, bahkan teman-teman terdekat pun tidak ada yang tahu. Hingga perlahan saat kami mulai terbuka perihal hubungan kami, semua teman merasa 'kecolongan' dan nggak menyangka. Tapi dukungan dan doa-doa baik tetap berlimpah.

Memang saat pertama kali Galih main ke rumah, saya langsung cerita ke kedua orangtua saya perihal niat serius Galih. Keduanya menyarankan saya untuk mencobanya dan membuka hati. Memang saat itu saya masih berusaha menyembuhkan luka dan agak trauma, tapi keduanya tidak ingin saya terus larut dalam kondisi itu. Maka saat respon positif dari kedua orangtua sudah saya dapatkan, saya mencoba untuk berjalan bersama Galih.


And our love story begins....


pertama kalinya antar ke Kantor
setelah tiba-tiba jemput ke kantor
demi surprise ulang tahun

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates