Kamis, 20 September 2018



Ini pertama kalinya liburan ke luar kota bareng suami. Saat itu masih jadi pacar. Nggak tahu kenapa pingin aja gitu jalan-jalan ke Bandung. Kenapa baru dipost sekarang? Karena saya yang saat itu sedang 'sok sibuk' hingga akhirnya menelantarkan blog.

Berangkat ke Bandung tanpa buat itinerary wisata tujuan. Tujuan yang jelas saat itu adalah ke tukang jahit rekomendasi di daerah Ciwidey untuk jahit baju sarimbit. Niat banget kan ya mau jahit baju sampai ke Bandung segala, kayak di Jakarta nggak ada tukang jahit. Berhubung kita jalan ke arah Ciwidey, sekalianlah rute dilanjutkan sampai ke Kawah Putih.


Bandung telah menjelma sebagai salah satu kota wisata yang bisa dibilang sudah tak setenang dulu. Kini, Bandung sudah dipenuhi oleh beragam tempat wisata mulai dari wisata alam hingga buatan. Meski kini banyak ragam wisata buatan yang membuat Bandung macet, namun Bandung tetap kaya akan wisata alamnya yang memukau. Seperti layaknya wisata Tangkuban Perahu yang masih eksis hingga kini, begitu pun juga dengan wisata Kawah Putih.

Kawah Putih merupakan wisata alam yang ada di Kawasan Ciwidey, Bandung. Wisata ini sudah terbilang lama, tetapi pesona dan keeksotisannya masih tetap eksis dan memiliki daya tarik tersendiri untuk mengundang banyak wisatawan lokal hingga mancanegara untuk menyambanginya. Terbukti hingga kini wisata Kawah Putih masih dipadati oleh pengunjung terlebih saat musim liburan. Jika liburan ke Bandung rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungi tempat wisata yang satu ini.

Kawah Putih merupakan danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Berada di bawah puncak tertinggi Gunung Patuha dan memiliki ketinggian kurang lebih 2.400 mdpl. Warna air dari kawah ini adalah putih kehijauan dan membuatnya tampak eksotis. Uniknya, air ini kadang dapat berubah warna tergantung kandungan belerang, suhu dan cuaca. Tanah di tempat ini bercampur dengan belerang dan menghasilkan warna putih.



Tempat wisata yang mulai dibuka pada tahun 1987 ini memiliki bau belerang yang sangat menyengat, sehingga kamu disarankan untuk menggunakan masker dan tidak berlama-lama berada di sekitar kawah. Kamu bisa naik ke atas untuk kemudian turun kembali ke kawah untuk sekadar mengatur sirkulasi pernafasan. Sebaiknya kamu membawa jaket dan baju hangat, sebab suhu di tempat ini berada di kisaran 8-22 derajat celsius. Dingin.

Beragam kegiatan bisa dilakukan di sini, mulai dari mendaki, berkuda hingga berfoto. Lokasi ini sering dijadikan tempat pengambilan gambar untuk film hingga foto preweeding. Kebayang kan panorama yang ditawarkan tempat ini seindah apa?

Buat kamu yang pingin foto dengan hasil yang bagus, di sini banyak jasa foto yang menawarkan foto cetak langsung jadi. Saya bawa kamera sendiri, tapi rasanya kurang puas kalau belum difotoin sama orang lain. Akhirnya saya berdiskusi dengan mas-mas yang menawarkan jasa foto. Saya menawar untuk mendapatkan file digital saja, tidak perlu cetak. Untuk satu file digitalnya sekitar Rp 5.000. Cukup worth it dengan hasilnya kok. Serasa lagi prewed beneran.



Tempat wisata ini buka setiap hari mulai dari pukul 7.00 hingga 17.00. Untuk masuk ke kawasan wisata ini kamu akan dikenakan biaya sekitar Rp 15.000 per orang. Sedangkan tarif untuk kendaraan juga beragam. Parkir bawah untuk mobil Rp 6.000 dan motor Rp 5.000. Jika ingin naik ontang-anting tarifnya Rp 13.000 pp. Dulu masih diperbolehkan untuk kendaraan pribadi parkir di atas, namun saat terakhir saya mengunjunginya, semua kendaraan harus parkir di bawah kemudian kita lanjut ke atas naik mobil ontang-anting.

Parkir atas artinya kamu bisa membawa kendaraan hingga di lokasi kawah. Jika parkir di bawah, artinya kamu harus memarkir kendaraan di gerbang pintu masuk dan melanjutkannya dengan naik ontang-anting untuk menuju kawah. Ontang-anting di sini berupa mini bus terbuka yang dilengkapi dengan pengaman yang berkapasitas 12 orang.

Wisata Kawah Putih berada di Jalan Raya Soreang Ciwidey km 25 tidak jauh dari wisata Situ Patenggang dan berjarak 50 km arah selatan Kota Bandung. Satu hal yang membuat saya rindu ke Kawah Putih adalah ciloknya. Saat di parkiran bawah mau pulang, saya jajan cilok dan ternyata ciloknya enak. Rasanya bikin kangen. Entah memang benar enak atau karena hawa dingin dan perut lapar jadi ya terasa enak aja.



Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates