Senin, 21 November 2016



Sedikit "curhatan" mengenai film drama berjudul My Love, My Bride. Film ini menceritakan kisah sepasang kekasih yang telah merajut kasih selama empat tahun. Hubungan yang selalu berisi dengan pertengkaran hingga akhirnya mereka menikah. Menikah bukan berarti pertengakaran di antara mereka selesai dan bahagia selamanya. Banyak konflik dan pertengkaran semakin rumit. Apakah lantas mereka menyerah dan berakhir begitu saja?

Mi Young, seorang perempuan cerdas yang memiliki seni melukis. Mencintai Young Min dengan sepenuh hatinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Young Min, seorang Pegawai Negeri Sipil yang melayani masyarakat dan merupakan seorang penyair. Seorang penyair yang jauh dari kata romantis dan super cuek. Meski cuek, Young Min mencintai Mi Young dengan sepenuh hatinya.

Dimulai dengan adegan obrolan di bawah pohon cherry blossom. Young Min yang sudah menetapkan hati dan berniat melamar Mi Young  setelah empat tahun berpacaran justru rusak oleh pertengkaran mereka. Lagi dan lagi.

“Lalu, kau minta putus?”
“Kau harusnya memintaku untuk jangan putus. Umurmu sudah lewat 30 tahun dan masih belum mengerti.”
“Lalu, apa yang akan kau katakan jika kau ingin putus?”
“Entah. Karena itu takkan pernah terjadi. Itu artinya aku kesepian. Sendiri bukan berarti kesepian. Lebih menakutkan merasa kesepian saat kau bersama seseorang.”

Begitulah pertengkaran demi pertengkaran. Young Min yang terlalu cuek hingga akhirnya Mi Young merasa kesepian. Mi Young yang tidak akan pernah ingin berpisah dari Young Min bagaimana pun kondisinya. Dan perempuan, perempuan hanya ingin lebih diperjuangkan, bukan dilepas begitu saja saat ia justru membutuhkanmu untuk lebih menggenggam dan mendekap.

Di dalam pernikahan mereka banyak keributan yang kembali terjadi. Hadirnya teman perempuan Young Min yang seolah menjadi tokoh pengganggu. Hadirnya cinta pertama Mi Young yang menggoyahkan pertahannya.

“Bagi perempuan, tak ada istilah cinta pertama. Jadi, cinta pertama bukanlah orang pertama yang dicintainya. Tapi kenangan pertama dari pria yang dicintainya sekarang.”

Young Min bertemu dengan penyair senior idolanya. Hingga membawanya memenangkan penghargaan puisi. Ketika penyair senior tersebut meninggal, Young Min serasa menerima beban berat. Di satu sisi Mi Young tidak diacuhkan. Ada pesan yang sungguh membekas dari sang penyair senior tersebut.

"Memang benar hidup bagai puisi, dan puisi adalah alasan hidup. Tapi, jangan biarkan puisi merenggut sesuatu yang berharga dari hidupmu. Puisi ada untuk sesuatu yang berharga dalam hidupmu.”

Pada akhirnya Young Min sadar, ia tidak ingin benar-benar kehilangan Mi Young. Tidak ingin menyia-nyiakannya dalam keadaan apa pun. Hal-hal biasa yang terkesan sederhana ini bisa menjadi sisi romantis tersendiri bagi masing-masing orang.

Di sini kita bisa melihat sebuah hubungan yang berjalan dengan sederhana namun berhasil menyelesaikan permasalahan dan pertengkaran demi pertengkaran tanpa harus adanya kata perpisahan.

Apa seseorang tahu arti  cinta ketika membicarakannya?
Butuh berapa banyak cinta untuk mendefinisikan arti cinta?
Kita sering bertengkar, tapi aku ingin mengucapkannya “aku mencintaimu” setiap hari.
Aku masih belum mengerti arti cinta itu.

Menonton film ini mengingatkan akan kisah yang pernah ada dalam hidup saya sendiri. Sebuah hubungan yang juga bersama penyair cuek tanpa kata romantis, namun saya tahu, bahwa ia mencintai dengan sepenuh hatinya, dengan sebenar-benarnya cinta. Hingga tiba saatnya hari-hari yang selalu diisi pertengkaran demi pertengkaran tanpa pernah bisa menyelesaikannya tanpa tersisa. Bedanya, kami yang terpisah jarak membuat tidak bisa saling bertatap wajah untuk sekedar saling menggenggam dan mendekap saat didera masalah. Kami yang hanya bisa saling diam saat masalah demi masalah hadir. Maka yang terjadi adalah masalah-masalah yang semakin menumpuk dan tidak terselesaikan. Yang ada kini hanyalah kami yang terbunuh oleh masalah. Meski satu sama lain sadar, bahwa masih ada cinta di antara kita.

Kesibukan yang terlalu berharga baginya tidak bisa membuatnya menyadari bahwa sesungguhnya kesibukan itu ada untuk sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Saya pun sadar bahwa saya turut andil memegang peranan masalah. Puisi memang melekat juga dalam dirinya, namun bukan itu yang menjadi awal dari pertengkaran kita yang pernah ada.

Di dalam kisah ini sama. Intinya adalah sebuah komunikasi yang baik harus terjalin diantara pasangan. Sibuk, cuek, bahkan waktu yang terkuras habis hingga mencetak pertengkaran-pertengkaran hebat bisa terselesaikan dengan baik jika ada sebuah komunikasi yang dijalin dengan baik. Tolong, jangan biarkan sibukmu menjadi alasan hilangnya komunikasi di antara kita. (Jika aku masih menjadi bagian dari yang berharga dalam hidupmu). Sebab, jangan biarkan kesibukan merenggut sesuatu yang berharga dari hidupmu. Kesibukan ada untuk sesuatu yang berharga dalam hidupmu.

Aku kesepian. Bukan karena aku sendirian. Aku hanya ingin lebih digenggam, lebih didekap, bukan dilepas ketika aku merasa lelah dan membutuhkanmu. Kau tahu rasanya kesepian ketika aku justru memilikimu?

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates