Mini Reunion
Rezeki anak sholehah |
Beberapa hari ini sedang tidak enak
badan, merasakan radang yang menusuk tenggorokan hanya karena salah makan
jajanan, bukan hanya perasaan saja yang sensitif, tapi tubuh juga. Ditambah
hidung meler dan mampet dengan sedikit batuk. Belum lagi suasana hati yang lagi
kesepian. Udah sakit, butuh perhatian, yang ada malah kesepian. Tambah pusing deh kepala pincess. Duuh jadi
bablas curhat. Tiba-tiba ada whatsapp masuk.
“De, sabtu minggu kosong nggak?”
“Hhmm.. Sabtu siang itu rencana ada
meeting Komunitas Taufan, malamnya ada undangan dari Komunitas Teman Ngopi.”
“Sibuk mulu sih.”
Minggu lalu, yang bersangkutan juga
whatsapp menanyakan lagi di mana, dan
saat itu ya saya lagi ada di Ancol, acara CAF 2016. Yang bersangkutan disuruh
nyusul ke Ancol malah nggak mau dengan alasan males panas sebab lagi perawatan
kulit. Iyuuh banget nggak tuh.
Setelah di PHPin entah berapa ratus
kali oleh orang ini, akhirnya tepat juga untuk bertemu. Meski dengan kondisi badan yang lagi nggak enak, berangkat juga menemui orang yang sekarang sudah jadi tamu jauh dari Palu ini.
Dipostingan-postingan saya yang dulu, dulu banget, kira-kira sekitar tahun 2013 lah saya sering menulis tentang manusia satu ini. Seorang drummer salah satu band yang jago nulis dan dia penulis loh. Jelas nggak pada percaya sih, calon pendamping hidupnya saja nggak percaya kok.
Dipostingan-postingan saya yang dulu, dulu banget, kira-kira sekitar tahun 2013 lah saya sering menulis tentang manusia satu ini. Seorang drummer salah satu band yang jago nulis dan dia penulis loh. Jelas nggak pada percaya sih, calon pendamping hidupnya saja nggak percaya kok.
Oke, jadi si drummer yang penulis ini sekarang sudah
pindah haluan jadi PNS yang ditempatkan di kota Palu sana. Jauh. Iya, jauuuh.
Manusia yang katanya mau menyukseskan misi jomblo selama tiga tahun ini,
akhirnya nggak bisa juga kan tahan jomblo lama-lama. Dasaar lelaki memang. Dan
ternyata calonnya ini ada di Balikpapan yang artinya, ciieee penganut LDR. Palu-Balikpapan.
Akhirnya hari itu pun bertemu di
Gramedia Matraman. “Kangen liat jejeran buku-buku yang banyak. Di Palu nggak
ada gramedia masa.” Begitu alasannya kenapa ngajakin ketemu di toko buku.
Seperti biasa, orangnya ngaret. Dan
untungnya lagi ada diskonan buku. Niatnya nggak mau beli buku, sebab buku yang
belum dibaca masih banyak banget di rumah. Berapa banyak? Ratusan. Tapi memang
dasar ya perempuan. Saya paling nggak bisa tahan lihat diskonan buku dibanding
lihat diskonan baju, tas, sepatu dan apalah itu lainnya.
Yang ngajakin ketemu datang juga
setelah menunggu 30 menit lebih. Nggak bisa dibilang menunggu juga sih,
sebab saya asyik memilih buku dan ternyata beban di tangan saya sudah
berat dengan beberapa tumpukan buku. Duh yaaa, gagal niat nggak beli buku.
Tetapi, memang deh rezeki anak sholehah, sampai kasir, ada yang bayarin pake
debit, katanya ‘udah sini ah, bosen nih liat digit yang itu-itu aja.’ Hhhmmm
baiklaah.
Kelar bayar, lanjut makan siang
yang sebenarnya sudah sore itu. Lagi-lagi ditraktir. Alhamdulillah yaa.
Sering-sering ajalah pulang ke Jakarta terus ngejajanin. Ahahahaa. Ngobrollah
beragam obrolan. Yang intinya, kok bisa LDRan sama yang di Balikpapan? Dan
jawabannya, benar-benar menarik dijadikan judul novel. Siip, tulis yaa.
LDRan Palu-Balikpapan tapi sering
ngapel, gileee, duit ditabung keleus buat mahar. Hahaha.
“Om, LDRan gitu selalu komunikasi?”
“Iyalah, selalu telponan.”
“Telponan setiap hari?"
"Iya."
"Sesibuk apa pun itu?”
"Iya."
"Sesibuk apa pun itu?”
“Iya, dalam sehari pasti telpon.
Sering aku kalo sibuk di kantor malah aku yang nelpon. Kalo malem gitu nelponnya
udahan ya pasti gara-gara ketiduran.”
“Hoooo,,, gitu yaa, selalu yaa.”
Saya cuma bisa ngangguk-ngangguk sambil ngenes sendiri. Nggak tau apasih yang
dingenesin. Mungkin suasana hati saya yang beberapa hari ini juga sedang ngenes tapi dengan kasus yang berbeda. Yaa gitu deh.
Kelar makan, kita ke atas, cari
buku lagi. Dan, lagi-lagi saya yang malah beli buku, walau di atas buku tanpa diskonan. Hedeh. Keliling-keliling
cari novel FIND LOVE atau setidaknya Delapan Sisi lah____novel dan kumcernya doi tuh____tapi stoknya
sudah tidak ada. Sudah ditarik dari peredaran mungkin. Eeh. Niatnya kan mau
cari itu novel dan sekalian selfie
bareng sama penulisnya.
Capek keliling-keliling, akhirnya
memutuskan untuk pulang karena sudah sore juga. Sampai bawah, saya baru ingat.
“Iihh, kita belum selfie!!"
Dengan gaya sok ngartisnya itu,
“hahhaa ayo deh mau selfie di mana? Susah sih ya klo artis keren begini.”
“Iyuuuuh!!! Harusnya di atas tadi
tuh tempat buku-buku.”
Dan, demi selfie, akhirnya kita naik lagi ke atas, padahal kaki udah pegel
minta diselonjorin. Demiiiiii!!!
Finally, thanks, om akhirnya nggak
di PHPin lagi setelah terakhir ketemu itu entah berapa abad yang lalu. Ditunggu
ya undangan dan tiket PPnya. Siap terbang aku mah. Sehat-sehat, selalu bahagia,
dan dimudahkan segala sesuatunya. Buang tuh jauh-jauh yang namanya rokok.
Sampai rumah ternyata ada paket
buku. Hadiah giveaway dari Malam-Malam
Terang nya Tasniem Fauzia Rais dan Ridho Rahmadi. Kisah dalam novelnya seperti
apa? Tunggu postingan reviewan bukunya yah.
Lagi-lagi, rezeki anak sholehah... |