Minggu, 20 September 2015







Jostein Garder
Mizan Pustaka
Penerjemah Yuliani Liputo
Penyunting Andityas Prabantoro



Blurb

Aku mesti mengajukan pertanyaan serius kepadamu, Georg, dan itulah sebabnya aku menulis. Akan tetapi, agar mampu mengajukan pertanyaan ini, pertama-tama aku harus menyampaikan cerita sedih yang telah kujanjikan kepadamu tadi.
Aku sudah berniat untuk menceritakan kepadamu kisah Gadis Jeruk suatu waktu nanti, semasa kau hidup.


***


Kisah ini bercerita tentang seorang anak laki-laki berumur 15 tahun yang mendapatkan surat panjang dalam sebuah buntalan naskah. Surat tersebut bukanlah surat biasa, tetapi surat dari Ayahnya yang sudah meninggal sebelas tahun yang lalu. Georg, anak lelaki yang berumur 15 tahun itu tak habis pikir mengapa ayahnya memutuskan untuk menulis sebuah surat panjang di saat menjelang wafatnya.
Surat yang ditujukan untuk Georg adalah sebuah naskah berisi kisah cintanya dengan seorang gadis misterius yang disebut Gadis Jeruk. Kenapa disebut Gadis Jeruk dan siapakah Gadis Jeruk tersebut? Dan juga dalam surat panjang itu ayahnya selalu mempertanyakan perihal Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Ada apa sebenarnya dengan Teleskop Hubble tersebut?
Sepanjang buku ini, kita diajak menjelajahi sebuah dunia perihal kehidupan nyata yang dijalani seperti dalam sebuah negeri dongeng. Dari sebuah kisah cinta, kemudian beralih ke perenungan tentang alam semesta, sampai pada pertanyaan filosofis tentang hidup.
"Apa yang akan kamu pilih seandainya kamu punya kesempatan untuk memilih? Akankah kamu memilih hidup yang singkat di bumi kemudian dicerabut lagi dari semua itu, tak pernah kembali lagi? Atau, apakah kamu akan berkata tidak, terima kasih?"
"Kadang-kadang lebih terasa menyakitkan bagi manusia untuk kehilangan sesuatu yang disayanginya dari pada tak pernah memilikinya sama sekali."
Sebuah kisah yang menarik perihal menunggu, mencari, merindu, masa lalu. Usaha yang (tidak) pernah sia-sia. Sebuah buntalan surat berbentuk naskah cerita lalu. Beberapa pertanyaan dan jawaban. Teleskop ruang angkasa Hubble, alam semesta yang tercipta dari masa lalu yang sangat jauh. Serta masa depan yang akankah kita miliki bersama? 
"Kita tidak bisa berbagi masa lalu kita. Pertanyaannya adalah apakah kita punya masa depan bersama?" 
Dalam kisah ini kita bisa belajar, bahwa dalam hidup ini kita mesti bisa bersabar mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Diperingatkan untuk sedikit merindu. Dan tentang mimpi-mimpi, impian tentang sesuatu yang tak mungkin memiliki nama tersendiri. Kita menyebutnya harapan.

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates