Kamisan S3 #11; Fairytale [Flowers]
Tema kamisan #11 season 3 diambil dari sini |
Kalian pernah mendengar dongeng
tentang peri-peri? Dunia para peri? Peri yang digambarkan seperti sesosok
manusia bersayap, berukuran kecil, memiliki tangan dan kaki yang kecil sehingga
saat kita ingin bersalaman dengannya, ia hanya mampu menggenggam satu jari kita
saja. Makhluk kecil yang terbang kesana kemari, berparas cantik dan tampan,
baik hati dan suka menolong. Idola para anak kecil. Apa kalian pernah mengidolakannya
juga? Atau berharap bahwa kalian punya seorang peri yang bisa mengabulkan apa
saja yang kalian inginkan? Seperti halnya Nobita yang memiliki Doraemon.
Aku ingin menceritakan sebuah
dongeng tentang peri. Peri bunga. Para peri yang menjaga bunga-bunga. Merawat
dan mengasihi setiap kelopaknya. Mengapa bunga begitu cantik? Berkat para
perikah? Aku tidak tahu pasti. Yang kutahu, aku menyukai bunga-bunga tersebut.
Aku suka bunga, apa kalian ingin memberikannya untukku? Ah, sudahlah. Lupakan.
Mari kita lanjutkan.
Mereka tinggal di sebuah istana
yang dibangun diantara bunga-bunga. Bermain dan terbang dari satu kelopak ke kelopak
lainnya. Tertawa dan tersenyum. Mengayunkan tongkat-tongkat ajaib yang selalu
memendarkan bintang-bintang misterius nan memukau. Sambil sesekali terdengar
rapalan aneh dari bibir mungil mereka. Mungkin mantra. Rapalan doa. Memberikan
sari-sari kehidupan. Menaburkan wewangian. Menciptakan keindahan.
Mereka adalah peri-peri baik hati. Mereka
tidak termasuk dalam golongan peri yang jahat dan usil. Mereka tidak pernah
membuat rambut orang yang sedang tidur menjadi kusut, tidak mencuri benda-benda
kecil, atau menyesatkan para pengelana. Mereka juga tidak terlibat dalam
penculikan istri dari Sir Ofreo atau menyembunyikan si tokoh utama dalam cerita
Oisin.
Pernahkah kalian ingin mencari tahu
tentang istana para peri diantara rimbunan bunga-bunga yang cantik? Jangan.
Sebab kalian tidak akan pernah menemuinya. Jangan melakukan hal yang sia-sia. Terlebih
jika kalian sampai merusak bunga-bunga itu. Tanpa kalian sadar, kalian telah
mengancam hidup para peri. Lebih baik kalian duduk mengagumi keindahan
bunga-bunga itu sembari menunggu. Menunggu merupakan hal yang tidak pernah sia-sia
dibandingkan kalian mencari istana para peri. Menunggu kekasih, misal.
Baiklah.
Jadi, begini ceritanya. Aku mendengar dunia peri bunga tengah kalang kabut atas
kabar yang beredar. Kabar bahwa para peri sudah tidak sanggup menjaga
bunga-bunga lagi. Mereka memohon untuk dikembalikan ke langit. Kenapa? Karena mereka
merasa apa yang mereka lakukan saat ini adalah sia-sia.
Taman-taman
kota yang tergusur, tangan-tangan jahil yang dengan sengaja memetik dan merusak,
belum lagi tingkah manusia yang benar mempercayai adanya mereka dan mencoba
mencari keberadaan mereka – seperti yang kubilang di atas tadi -. Jadi untuk
apalagi dijaga kalau akhirnya hanya untuk dirusak. Semuanya hanyalah hal yang
sia-sia, protes mereka. Sama halnya seperti menjaga hati yang hanya untuknya
namun akhirnya diabaikan. Pedih.
Para peri kini hanya bisa murung dengan wajah yang mendung.
"Bisakah kalian lebih menghargai sesama makhluk hidup? Mereka (bunga) juga makhluk hidup sama seperti kalian dan bahkan memberi kalian manfaat!" gerutu para peri saat melihat tindakan-tindakan tak menyenangkan pada apa yang para peri jaga.
Para
peri bunga melakukan aksi protes ke ratu peri di langit. Mereka meninggalkan bunga-bunganya
sejenak. Di hari kepergian para peri ke langit, bunga-bunga terlihat murung. Kesegarannya
tak lagi terpancar, wanginya tak lagi terembus oleh angin. Seolah bunga-bunga
hanya merunduk meratapi tanah merah yang menjadi tempat mereka tertancap hidup.
Sedangkan
di langit tengah ada rapat serius. Langit diliputi gumpalan-gumpalan awan
besar. Tidak mendung, tidak juga terik. Tetapi matahari tampak malu menampakkan
diri. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di istana Ratu? Apa yang akan
dilakukan oleh sang Ratu?
Semoga
tidak akan terjadi perselisihan di antara peri. Aku hanya berharap agar sang
Ratu dapat meyakinkan para peri bunga untuk kembali dan menjalankan tugasnya. Di
antara mereka yang abai pada apa yang mereka rusak, masih ada yang ingin terus
bisa mengagumi bunga-bunga. Seperti aku, misalnya.
Dan aku masih tetap bertanya-tanya,
apakah jika para peri itu meninggalkan bunga-bunganya, bunga tersebut akan
layu? Mati? Seperti seseorang yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Mungkin.
@fetihabsari