Minggu, 14 Juni 2015



Tema kamisan #11 season 3 diambil dari sini

Kalian pernah mendengar dongeng tentang peri-peri? Dunia para peri? Peri yang digambarkan seperti sesosok manusia bersayap, berukuran kecil, memiliki tangan dan kaki yang kecil sehingga saat kita ingin bersalaman dengannya, ia hanya mampu menggenggam satu jari kita saja. Makhluk kecil yang terbang kesana kemari, berparas cantik dan tampan, baik hati dan suka menolong. Idola para anak kecil. Apa kalian pernah mengidolakannya juga? Atau berharap bahwa kalian punya seorang peri yang bisa mengabulkan apa saja yang kalian inginkan? Seperti halnya Nobita yang memiliki Doraemon.
Aku ingin menceritakan sebuah dongeng tentang peri. Peri bunga. Para peri yang menjaga bunga-bunga. Merawat dan mengasihi setiap kelopaknya. Mengapa bunga begitu cantik? Berkat para perikah? Aku tidak tahu pasti. Yang kutahu, aku menyukai bunga-bunga tersebut. Aku suka bunga, apa kalian ingin memberikannya untukku? Ah, sudahlah. Lupakan. Mari kita lanjutkan.
Mereka tinggal di sebuah istana yang dibangun diantara bunga-bunga. Bermain dan terbang dari satu kelopak ke kelopak lainnya. Tertawa dan tersenyum. Mengayunkan tongkat-tongkat ajaib yang selalu memendarkan bintang-bintang misterius nan memukau. Sambil sesekali terdengar rapalan aneh dari bibir mungil mereka. Mungkin mantra. Rapalan doa. Memberikan sari-sari kehidupan. Menaburkan wewangian. Menciptakan keindahan.
Mereka adalah peri-peri baik hati. Mereka tidak termasuk dalam golongan peri yang jahat dan usil. Mereka tidak pernah membuat rambut orang yang sedang tidur menjadi kusut, tidak mencuri benda-benda kecil, atau menyesatkan para pengelana. Mereka juga tidak terlibat dalam penculikan istri dari Sir Ofreo atau menyembunyikan si tokoh utama dalam cerita Oisin.
Pernahkah kalian ingin mencari tahu tentang istana para peri diantara rimbunan bunga-bunga yang cantik? Jangan. Sebab kalian tidak akan pernah menemuinya. Jangan melakukan hal yang sia-sia. Terlebih jika kalian sampai merusak bunga-bunga itu. Tanpa kalian sadar, kalian telah mengancam hidup para peri. Lebih baik kalian duduk mengagumi keindahan bunga-bunga itu sembari menunggu. Menunggu merupakan hal yang tidak pernah sia-sia dibandingkan kalian mencari istana para peri. Menunggu kekasih, misal.
Baiklah. Jadi, begini ceritanya. Aku mendengar dunia peri bunga tengah kalang kabut atas kabar yang beredar. Kabar bahwa para peri sudah tidak sanggup menjaga bunga-bunga lagi. Mereka memohon untuk dikembalikan ke langit. Kenapa? Karena mereka merasa apa yang mereka lakukan saat ini adalah sia-sia.
Taman-taman kota yang tergusur, tangan-tangan jahil yang dengan sengaja memetik dan merusak, belum lagi tingkah manusia yang benar mempercayai adanya mereka dan mencoba mencari keberadaan mereka – seperti yang kubilang di atas tadi -. Jadi untuk apalagi dijaga kalau akhirnya hanya untuk dirusak. Semuanya hanyalah hal yang sia-sia, protes mereka. Sama halnya seperti menjaga hati yang hanya untuknya namun akhirnya diabaikan. Pedih.
Para peri kini hanya bisa murung dengan wajah yang mendung.
"Bisakah kalian lebih menghargai sesama makhluk hidup? Mereka (bunga) juga makhluk hidup sama seperti kalian dan bahkan memberi kalian manfaat!" gerutu para peri saat melihat tindakan-tindakan tak menyenangkan pada apa yang para peri jaga.
Para peri bunga melakukan aksi protes ke ratu peri di langit. Mereka meninggalkan bunga-bunganya sejenak. Di hari kepergian para peri ke langit, bunga-bunga terlihat murung. Kesegarannya tak lagi terpancar, wanginya tak lagi terembus oleh angin. Seolah bunga-bunga hanya merunduk meratapi tanah merah yang menjadi tempat mereka tertancap hidup.
Sedangkan di langit tengah ada rapat serius. Langit diliputi gumpalan-gumpalan awan besar. Tidak mendung, tidak juga terik. Tetapi matahari tampak malu menampakkan diri. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di istana Ratu? Apa yang akan dilakukan oleh sang Ratu?
Semoga tidak akan terjadi perselisihan di antara peri. Aku hanya berharap agar sang Ratu dapat meyakinkan para peri bunga untuk kembali dan menjalankan tugasnya. Di antara mereka yang abai pada apa yang mereka rusak, masih ada yang ingin terus bisa mengagumi bunga-bunga. Seperti aku, misalnya.
Dan aku masih tetap bertanya-tanya, apakah jika para peri itu meninggalkan bunga-bunganya, bunga tersebut akan layu? Mati? Seperti seseorang yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Mungkin.



@fetihabsari

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates