Cinta Pertama
Gadis
itu masih terpaku di sana, duduk di kursi halte yang basah oleh rintik-rintik
hujan, sebab sebelumnya, hujan itu tertiup angin yang berembus. Hujan yang
turun tidak terlampau deras. Sebelumnya memang deras. Akan tetapi, kini hujan yang
deras itu telah berganti menjadi gerimis kecil-kecil.
Tidak
ada orang lain selain gadis itu di sana. Semua orang yang sebelumnya ada di
sana sudah menaiki bus masing-masing. Bus gadis itu sendiri sebenarnya sudah
lewat berkali-kali. Namun, Gadis itu membiarkannya saja. Ia masih enggan
beranjak dari tempatnya.
Ia
masih ingin lebih lama duduk ditempatnya. Menikmati tiap bulir air yang jatuh
dari langit. Mengenang pertemuan beberapa hari yang lalu. Di tempat ini.
Ada
sesak yang masih membekas pada awalnya. Masih segar terngiang dalam ingatannya.
Ketika seseorang yang tiba-tiba datang menemuinya. Menemaninya menunggu bus
yang tak kunjung datang. Seorang pria berparas manis dengan lesung pipit di pipi
kiri yang akan dengan sempurna terbentuk ketika pria itu tersenyum. Senyuman terindah.
Seindah cinta pertama. Dan senyuman itu telah satu paket dengan cinta
pertamanya. Pria itu adalah cinta pertama Gadis itu.
“Belum
pulang?” tanya pria itu.
“Busnya
belum datang.”
Kemudian
pria itu duduk di sebelah gadis itu. Di bangku yang sedikit basah akibat
rembesan air hujan. Pria itu turut larut memandangi bulir air yang jatuh. Gadis
itu dan prianya menikmati hujan yang turun malam itu dalam kebisuan. Kebekuan yang
butuh dihangatkan.
Lalu
ada dering suara dengan volume kecil yang seketika memekakkan suasana hening. Handphone pria itu berdering. Tanpa sengaja
gadis itu melirik layar handphone prianya
yang menampilkan gambar seorang wanita.
Debar
jantung gadis itu seketika berhenti. Gambar seorang wanita yang tertampil tidak
sendiri. Bersamanya duduk seorang pria. Pria yang kini tengah menemaninya. Cinta
pertamanya yang hanya akan menjadi kenangan dalam lembaran hidupnya.
Kini
gadis itu sadar. Semua kesalahan bukan terletak pada prianya yang tak pernah
tahu perasaannya. Sebab cinta bukanlah kebisuan.
Gadis
itu naik ke bus dan meninggalkan tempat itu. Meninggalkan kenangannya. Menginggalkan
angan perihal cinta pertamanya. Hening. Sepi. Rindu.