Dermaga Hati
Dermaga Hati |
Serupa senja yang menguning tua,
dalam jarak yang mulai sekarat,
rindu tengah meleleh di pelupuk
mata.
Serupa malam dengan mimpi-mimpi
buram,
gigil yang diam-diam melumpuhkan.
Serupa langit di batas musim,
ada hangat dan gigil saling berpeluk,
menyesap rindu yang inginkan temu.
Pada lembayung langit, tergores
jarak yang kian memudar,
meninggalkan jejak-jejak angan pada
dinding kenangan.
Di pelataran hati, ada gema nadi
yang selalu menanti,
di relung pekat, ada tangan yang
selalu mendekap,
menampung lelehan pengharapan.
Aku menanti pada dermaga hati yang
sepi,
Lalu bertanya pada angin yang
menepi,
Akankah kamu kembali?
@fetihabsari
Jakarta, 2014