Senin, 27 Januari 2014


Cerita ini bukanlah cerpen, flash fiction, apalagi puisi. Cerita ini adalah kisah nyata. Sebuah kisah tentang dua orang anak kecil di sebuah stasiun. Kisah tentang Raja dan Bombom yang selalu ceria. Kisah tentang permen karet, handphone dan games. Sebuah cerita singkat dari stasiun Pasar Minggu pada minggu pagi. (26/01/14)

Terima kasih, @juliardi_ahmad atas cerita singkatnya yang membuatku ingin menuliskannya di blog. Lets say....

Bombom (hitam), Kakak Raja (merah)
Raja dan Bombom. Dua anak kecil yang seketika telah membuat seorang Juliardi Ahmad jatuh cinta. "Aseli gue jatuh cinta sama mereka! Lucu! Mereka yang nemenin gue di Stasiun Pasar Minggu tadi pas nunggu Tiwi.  Jadi mereka mau ke monas sama Kakeknya. Gue jg agak miris, dalam hati kok nggak ada orangtuanya. Gue malah sempet berpikir mereka yatim piatu." BangJull excited tapi agak mellow di akhir.

Semuanya berawal dari Bombom (seorang anak yang masih duduk di bangku TK A itu) meminta permen karet dari BangJull. Nah, melihat Bombom minta permen karet, Raja (kakanya Bombom yang duduk di kelas satu SD) ikut-ikutan minta permen karet ke BangJull.

"Sempat berfikir mungkin orangtuanya cerai, atau mungkin sibuk kerja. Tapi yang namanya anak kecil, ya tetap ceria terus walaupun masalah kayak apa pun. Ya kan? Thats why I love children true smile," kata BangJull.

Kemudian, mereka mulai tertarik pada handphone yang sedang dipegang BangJull. Mulailah mereka kepoin tuh hp. Minta foto, main games,, pokoknya dibuat kualahan lah BangJull sama kelakuan mereka. Tapi tingkah mereka bukannya bikin bete, malah seru kata BangJull.

Yang lucu nih ya si Bombom. Ternyata nama aslinya memang Bombom. Dia sampai sumpah-sumpah segala loh dengan gaya anak kecilnya yang polos dan ngegemesin itu. Ahahahaha... Aseliii lucuu :")

"Om, permennya boleh ditelen gak?" tanya Bombom.
"Jangaaaaan!" jawab BangJull.
"Yaaah, Om baru bilang. Udah aku telen. Gimana dong, Om?" Bombom panik. Tingkahnya itu aselii kocak.

Bukannya kapok gara-gara permen karet, si Bombom malah minta permen terus. Dikasihlah semua permen itu ke Bombom. Dan dibawa ke Monas.

Bombom belum bisa baca, berbicara pun ia masih cadel dan muncrat. Alhasil, handphonenya bangJull yang touchscreen itu basah kena muncratannya dia mulu. (eeuuhh..hahaha). Si Bombom suka banget buka kunci handphonenya BangJull. Beruntung kode kuncinya mudah, hanya pola membentuk huruf Z.

"Kakak Raja ajah bisa, masa Bombom nggak bisa." Bombon nggak mau kalah dari kakaknya itu. Tetapi, bukannya membuat pola huruf Z, Bombom malah menbuat huruf N. (dueehh, uyel-uyel si Bombom).

Nah, karena di layar handphonenya BangJull penuh ludahnya si Bombom, jadi licin kan tuh layar. Makin susah deh tuh Bombom bikin pola kuncinya. Trus ada yang nahan ketawa gitu deh...hahaha *lirik BangJull*

Kakak Raja sudah bisa baca. Dan dia pingin banget main games di hape. Karena handphonenya BangJull nggak ada gamesnya, kakak Raja minta di-download-in. BangJull bukalah itu Playstore, kemudian kakak Raja download sendiri. (kakak Raja pinter deh).

Untuk download kan harus menunggu sampai 100%, eh kakak Raja ngitung sampai 100, tapi proses download baru sampai 30%. Dan kereta ke arah Kota pun datang. Kakak Raja ngambek mau main games dan nggak mau ke monas. Sampai sebelum masuk ke dalam kereta kakak Raja teriak, "Om besok main lagi ya!"
Padahal sebelumnya BangJull janji kalau downloadnya sudah 100% nanti kakak Raja Om panggil. Tapi kakak Raja sudah keburu naik kereta. (suasana jadi agak dramatis gitu deh).
"Om, besok main lagi, ya!"

Nah, dibalik keceriaan si Bombom dan Raja, kakeknya yang menemani mereka itu tampak murung. Entah apa yang tengah membebani pikirannya. Mungkin kakeknya memikirkan banyak hal tentang Raja dan Bombom kelak. Entahlah. Terlalu banyak kemungkinan jika hanya untuk sekedar menduga-duga.

Kakeknya sama sekali nggak ikutan Bombom sama Raja ngobrol sama BangJull atau paling tidak dia waspada dan curiga sama BangJull-yang tampangnya nggak suamiable ini-ngasih permen ke cucunya.

"Terkadang, beberapa orang memilih ingin terus menjadi 'anak kecil'. Aku tidak perlu menjadi dewasa, jika dewasa berarti tidak boleh tertawa." - @juliardi_ahmad.

"Dunia makin maju. Kalau uang terus yang dicari, nggak akan ada habisnya. Anak yang butuh perhatian harusnya berada di list utama orangtua, bukan hanya melulu tentang bagaimana hidup bisa terus berjalan." - @fiitriaaa_

"Materi nggak akan pernah ada habisnya untuk dicari, tapi kebersamaan nggak akan selalu ada. Pandanglah sejenak wajah polos mereka yang kalian cintai, atau sekedar mengingatnya dikala kesibukan kalian. Rasakan. Semua akan terasa jika sesuatu itu telah hilang." - @fetihabsari

Kita doakan saja untuk segala beban yang ia tanggung akan diganti dengan kesuksesan cucu-cucunya di hari nanti. Aamiin...
Sekedar angan, mungkin sepuluh tahun lagi bisa bertemu dengan mereka, tapi nggak saling kenal. Walau begitu, besar harapan, ketika besar nanti, Raja dan Bombom menjadi orang baik-baik, bermanfaat, nggak nyusahin orang lain. Doa untuk semua anak di dunia ini. Aaamiiin.

Kalau kata BangJull nih, hikmah yang bisa diambil dari kalimat polos Raja, "Om, besok main lagi, ya!". Raja sebenarnya 'nasehatin' untuk jangan lupa bermain dalam hidup ini. Jangan terlalu serius dalam hidup, sampai lupa bermain dengan sekitar, dengan orang yang butuh diajak bermain.

Well,, sesibuk apapun kita, jangan pernah melupakan orang-orang tersayang dalam hidup kita. Semua baru akan terasa jika semuanya telah hilang, dan kau hanya bisa berangan-angan agar bisa memutar waktu kembali. secuil perhatian ataupun sedikit kabar yang kau berikan, itu sungguh berarti bagi mereka.



Terima kasih teruntuk Raja dan Bombom
Peluk kecup buat kalian ya :*
Terima kasih buat BangJull atas topiknya ini,
Obrolan di minggu malam bersama
@juliardi_ahmad dan @fiitriaaa_


@fetihabsari :)

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates