Senin, 14 Maret 2016


Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya mempunyai ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (wikipedia)

Saya pribadi baru di dunia ini, dunia per-komunitas-an. Saya terjun di dunia komunitas ini di akhir tahun 2012. Tepatnya setelah lulus dari sekolah yang membuat saya hanya tahu lingkungan sekolah dan rumah saja. Sejak saat itu saya mulai merasakan kebebasan untuk menggapai dunia yang memang menjadi passion saya.

Berawal dari sebuah komunitas pecinta buku yang tanpa sengaja saya ikuti di akhir 2012 itu, hingga kini sudah beberapa komunitas yang saya selami, ikuti, hadiri, geluti, dan hingga akhirnya pun ada beberapa yang mulai ditinggalkan. Mulai dari komunitas pecinta buku, menulis, puisi, literasi, sastra, hingga komunitas berbagi dan berlatar sosial pun saya hinggapi.

Komunitas yang berbau buku dan literasi merupakan dunia yang saya inginkan sejak lama. Semacam dunia impian yang berjarak. Sedangkan dunia sosial dalam berbagi merupakan wadah dan jembatan bagi saya melihat dunia dari sisi yang lain. Berbagi bukan hanya sekedar memberi, namun juga belajar ikhlas dan bersyukur atas hidup yang telah saya dapat. Berbagi kasih sayang dan cinta dengan sesama merupakan sesuatu yang indah dan membuat hati lebih tenang.

Berkegiatan dalam komunitas memberi ruang tersendiri bagi saya dalam memperluas pertemanan, kekeluargaan dan terutama ilmu. Mulanya saya menjadikan kegiatan berkomunitas sebagai pengisi waktu luang, menyibukkan diri untuk membunuh waktu dan sepi. Tetapi nyatanya berkomunitas membuat saya ketagihan lagi dan lagi.

Beragam cerita dan kisah di dalam dunia komunitas pun sudah saya alami. Persahabatan, kekeluargaan, hingga cinta yang tumbuh dan bersemi. Bahkan perselisihan hingga perpecahan pun bukan hal yang biasa lagi di dalam sebuah komunitas.

Banyak juga kegiatan dan ide-ide luar biasa untuk dijalankan dan berhasil, namun juga tidak sedikit yang hanya semangat di awal untuk kemudian selanjutnya dilupakan bahkan ditinggalkan begitu saja. Miris dan sangat disayangkan sih sebenarnya. Tapi ya mau bagaimana jika yang didukung dengan penuh antusias pun lepas tangan.

Satu yang dapat saya ambil dan simpulkan adalah, berkomunitas dengan tujuan dan niat pribadi yang salah (sekedar mengejar eksis atau bahkan hal yang lain) hanya lelah yang akan kamu dapatkan, dan juga kecewa yang menimbulkan perselisihan jika tujuan pribadimu itu tidak tercapai.

Komunitas adalah wadah untuk memperdalam hobi dan passion yang tidak bisa saya dapatkan dari dunia saya yang berlawanan. Komunitas merupakan tempatmu berbagi dan mendapatkan ilmu, teman, sahabat, dan keluarga baru. 

Ada sebuah tulisan dari teman yang sudah seperti kakak saya sendiri dan kami dipertemukan melalui sebuah komunitas, dan saya sengaja mengutipnya. Tulisan di bawah ini diambil dari sini.


_____________________________________________

Komunitas dengan HATI

Terjadi sebuah obrolan kemaren bersama dengan @fetihabsarii tentang dunia yang kami geluti bersama yaitu komunitas dan organisasi. Bukan hal yang aneh bagi kami berdua jika membahas masalah ini. Bisa dibilang kami berdua khatam tentang apa pun tentang ini itu komunitas. Mulai dari komunitas sosial hingga yang bukan. Seperti ikut komunitas sosial Berbagi Nasi, Komunitas Taufan, Klub Buku Indonesia, Klub Buku Bekasi, Malam Puisi bahkan si @fetihabsarii pun sedikitnya mengerti tentang komunitas sastra. Organisasi kampus pun tak luput dari pandangan kami. Bergabung di dunia BEM hingga Himpunan kampus. Ini membuat kemampuan kami dalam berhadapan dengan orang-orang sekeliling semakin berkembang. Ini membuat kepekaan kami terhadap sekeliling menjadi sesuatu yang kami jaga. Ilmu memang penting tapi kemampuan kita bersosialisasi pun menjadi bukti nyata di lapangan. Bukankah ada kata-kata yang mengatakan ketika kita berada di lapangan ilmu yang terpakai tidaklah 100%. Yang dibutuhkan adalah kemampuan verbal dan sikap.

Seringnya kami berada di antara komunitas itu mengajarkan bahwa kami harus pintar dalam menilai seseorang. Kami harus tahu siapa yang benar-benar ingin mengembangkan komunitas itu dan siapa yang hanya N.A.T.O (No Action Talk Only) untuk numpang eksis supaya dikenal sana sini oleh orang lain. Atau yang sekedar numpang nama biar mendapatkan pujian atas hasil yang dibuat bersama. Banyak kasus yang memang menghadirkan drama-drama lebay orang-orang yang cuma N.A.T.O.


Awalnya dia memang menggebu-gebu mau buat ini, buat itu, bla bla bla. Banyak rencana, tapi akhirnya semua menguap seiring waktu. Saat dijalankan dia menghilang, nanti teman-teman yang lain dengan usaha mereka merealisasikan kegiatan tersebut. Pas hari-H dia yang menghilang sebelumnya tiba-tiba muncul bagai hantu ntah darimana. Mencari pujian dan ke-eksisan. Mengaku bahwa dia bekerja untuk mensukseskan kegiatan. Padahal kenyataannya dia menghilang tidak turun tangan sama sekali. Atau orang-orang yang banyak ocehan mau ini itu. Tukang nyuruh tapi ga mau kerja. Bisanya nyindir terus banyak omong, bantuin mah kagak. Layaknya bos yang seenaknya nyuruh anak buah.


Atau orang-orang yang sok tahu kemudian salah langkah dan staff yang lainlah yang membereskan kesalahannya. Banyak tipe-tipe yang memang kelihatan baik saat awal kemudian menguap layaknya es batu. Tapi kalau kita memang mencintai apa yang kita lakukan, kita tidak akan protes yang berlebihan. Aku dan feti mencintai apa yang kami lakukan. Kami murni ingin kegiatan ini berlangsung tanpa masalah. Maka sebisanya kami tetap dengan ikhlas memperbaiki dan membantu mensukseskan kegiatan di komunitas. Mungkin orang-orang tidak akan tahu kami, tapi kami tetap ikhlas. Karena kami tidak butuh pujian. Sungguh. Kegiatan berjalan dengan baik saja sudah kepuasan bagi kami. Biar mereka-mereka yang hanya numpang eksis di puji. Karena suksesnya suatu kegiatan dibutuhkan orang-orang yang ikhlas membantu di balik layar tanpa perlu ada yang tahu siapa mereka.


Bersama komunitas ini kami belajar arti kedewasaan untuk tidak emosi dan belajar menjadi seorang pemimpin di butuhkan jiwa yang besar dalam menghadapi masalah. Yah, selama itu baik dan komunitasnya pun baik its oke. Jangan mengeluh. Lakukan segalanya tanpa berfikir untuk pujian dan imbalan. Terutama bergabung di komunitas sosial. Tujuan utama adalah membantu mereka yang membutuhkan. Ingat kenapa kita bergabung disaat kita merasa mengeluh dan ga ikhlas.



Salam,


___________________________________


Berkomunitaslah dengan hati dan niat yang baik, kelak ada sejuta ilmu dan manfaat yang akan didapat.







@fetihabsari

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates