Jumat, 22 Januari 2016



Kalau sebuah bahasa dengan kesusasteraannya tidak didukung oleh tradisi membaca masyarakatnya, maka kematiannya akan segera menyusul. - Ajip Rosidi


Klub Buku Bekasi adalah sebuah komunitas pecinta buku yang ada di kota Bekasi. Berawal dari twitter @klubbuku_bekasi menggerakkan program #BekasiMembaca dan menyebarkan virus membaca khususnya di kota Bekasi. Setelah program-program Klub Buku Bekasi di tahun-tahun sebelumnya, seperti #JemputBuku, #LelangBuku, dan lain-lain, tahun ini kami ingin mengerakkan sebuah program baru yang bertajuk #BekasiMembaca.

Minggu, 17 Januari 2016, Klub Buku Bekasi mengadakan acara perdana yang merupakan bagian dari rangkaian program yang bertajuk #BekasiMembaca. Sebenarnya apa sih yang ingin Klub Buku Bekasi capai dan sampaikan? Sederhana saja, kami ingin meningkatkan minat baca dan menjadikan kota Bekasi ini sebagai kota membaca. Kami ingin merangkul semua pihak dan golongan untuk bergerak dalam menjadikan kota Bekasi ini menjadi kota membaca.

Kegiatan #BekasiMembaca kali ini bertemakan Membaca Seno Gumira Ajidharma; Mengenal Sastra, Mengenal Indonesia, yang artinya kita akan berdiskusi untuk lebih dekat dan mengenal apa itu sastra dari sebuah karya Seno Gumira Ajidharma.

Acara ini diadakan di perpustakaan pribadi salah satu dosen sastra Universitas Negeri Jakarta yang juga menjadi narasumber dalam diskusi kali ini. Bapak Irsyad Ridho yang bertempat tinggal di Bekasi Timur. Awalnya beliau kuliah di UGM, jurusan MIPA Kimia, tapi setelah 1,5 tahun beliau memilih berhenti untuk mengejar cintanya pada sastra dan budaya sehingga memutuskan untuk hijrah pada  jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di UNJ (S1). Kemudian melanjutkan S2 dan S3 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di Universitas Indonesia. Sebenarnya latar ini agak mirip dengan sosok yg akan kita bicarakan, yaitu Seno Gumira Ajidharma.

Siapa sih sosok Seno Gumira ini? Kira-kira ada yang pernah membaca karyanya atau mendengar namanya kah?

Seno Gumira adalah seorang penulis, fotografer, dan kritikus film Indonesia. Beliau sudah banyak menetaskan karya dalam berbagai buku-bukunya. Penghargaan atas prestasi yang beliau terima juga tidak main-main. Kini beliau sudah menyandang gelar Doktor Ilmu Sastra dari Universitas Indonesia. Perjalanan hidupnya juga tidak bisa dibilang mulus, penuh liku dan perjuangan. 

"Sastra sendiri sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tulisan. Sastra telah melalui berbagai perkembangan zaman yang panjang hingga kini dikenal dengan berbagai macam jenis dan bentuk," jelas pak Irsyad dengan menyelipkan beberapa cerita sejarah tentang sastra yang menarik dan mudah untuk dipahami.

Bicara mengenai karya-karya Seno Gumira, sebenarnya beliau menggunakan beragam teknik dengan menyelipkan bermacam aliran. Hal ini dapat kita lihat dari karya-karyanya yang tidak selalu bicara tentang realisme atau pun hanya surealisme semata. Seno Gumira merupakan sosok yang mengangkat komik menjadi sesuatu yang tidak lagi dipandang sebelah mata, sebab Seno selalu memasukkan unsur-unsur komik di dalam karyanya. Bahkan beberapa karya beliau pun ada yang berbentuk komik, seperti yang berjudul 'Jakarta 2039' dan 'Sukab Intel Melayu'.

Seno banyak mengangkat kisah kehidupan sehari-hari seperti misal karyanya yang berjudul 'Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi', hingga pada sebuah cerita romantis berbau senja seperti 'Sepotong Senja Untuk Pacarku". Kisah silat dan pewayangan pun tidak luput dalam karya beliau. 'Nagabumi' dan 'Kitab Omong Kosong' merupakan salah dua karya beliau yang juga sangat menarik.

Seno ingin menyampaikan segala hal yang menurut orang lain tidak penting dan tidak ada menjadi penting dan ada di dalam karyanya. Beliau ingin merangkul semua lapisan peminat bacaan melalui karya-karyanya yang beragam. Sosok Seno merupakan sosok yang berperan penting dalam kesusastraan di Indonesia ini terlebih pada komik. Tidak banyak sastrawan yang mengangkat komik dalam sebuah karya sastra. 

"Jika bicara mengenai pesan apa yang ingin Seno sampaikan dalam karyanya, beliau pasti akan menjawab 'Terserah pembaca saja ingin menafsirkan pesannya apa.' Begitulah yang biasa Seno utarakan," tutur pak Irsyad. Seno tidak ingin membatasi pembaca dengan pesan yang ingin disampaikan dalam karyanya, maka Seno selalu memberikan ending yang mengejutkan. Dengan begitu, jelas pembaca akan menafsirkan sendiri kira-kira apa yang ingin Seno sampaikan dalam karyanya kali ini.



Diskusi berjalan dengan santai namun tetap serius hingga suasana bisa mencair dan asik. Para peserta pun tampak antusias dengan topik yang sedang didiskusikan. Peserta datang dari berbagai kalangan dengan minat bacaan yang beragam pula.

Kami berharap program Klub Buku Bekasi kali ini bisa diterima oleh seluruh kalangan masyarakat terlebih masyarakat kota Bekasi. Semoga rangkaian acara dari program #BekasiMembaca bisa terus terlaksana dengan lancar. Dengan niat yang sederhana, kami bersemangat penuh menyebarkan virus membaca.




@fetihabsari


Tulisan ini dimuat  di Go Bekasi dan Bekasi Urban City .
More info
twitter : @klubbuku_bekasi
instagram : @klubbukubekasi

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates