Sabtu, 18 Juli 2015



Ada sesuatu yang selalu membayangiku. Menghantuiku. Sebuah bayangan. Bayangan kamu berada dipelukan wanita lain. Kamu meninggalkanku dan memilih wanita hebatmu. Entah dengan perempuan baru atau kembali pada perempuanmu sebelum aku.
Kemudian aku mulai membayangkan rangkaian percakapan-percakapan kita yang mungkin akan terjadi saat kita bertemu kembali dan kamu telah menggenggam tangan yang lain. Bukan lagi tanganku.
Dalam benakku, kita akan bertemu di sebuah pesta pernikahan. Pernikahanmu dengan pengantinmu. Dan aku hanya sebagai tamu undangan biasa. Kamu masih berbaik hati mengirimiku undangan dan kabar bahagiamu. Aku akan datang. Ya, aku pasti datang.
Aku hadir dengan setumpuk rasa yang sudah kusimpan dan kukunci rapat pada hati. Menyumpal segala celah yang nantinya mungkin akan rembes oleh jutaan kubik air mata. Memasang senyuman tertegar dan terikhlas.
Memandangi fotomu di pintu masuk gedung, harusnya aku yang menggenggam jemarimu dan tertawa bahagia dalam foto itu. Harusnya? Ahh, tidak. Tidak lagi-lagi aku mengayal. Aku sudah belajar melepasmu. Aku sudah mengikhlaskan kehilangan atasmu. Demi bahagiamu yang kau pilih.
Aku melangkah naik ke pelaminanmu. Bukan, bukan sebagai pengantinmu. Aku menyalamimu. Menyentuh lagi tangan yang selama ini kugenggam erat namun nyatanya tetap lepas. Kupamerkan padamu senyum kebahagiaan. Bahagia untukmu dan juga pengantinmu. Kamu pun tersenyum dan berbisik lirih mengucap terima kasih. Aku pun berlalu dari hadapanmu dan menyalami pengantinmu. Wanita cantik dan hebat. Ia pantas menjadi pendampingmu dan ibu untuk anak-anakmu kelak. Lebih pantas dari aku yang tak pernah bisa kamu banggakan.
Bayangan-bayangan itu selalu muncul dan menggangguku. Bayangan-bayangan itu selalu menari liar dalam benakku. Bayangan itu semakin liar ketika saat-saat tak ada lagi sedikit pun percakapan darimu. Sepenggal kata atau sapa.
Kita tak pernah tahu apa yang sedang Tuhan tulis dan rencanakan. Andai kamu tahu, aku menyimpan segala sesak dan tangis saat semua bayangan itu hadir. Bisakah kamu membantuku menghilangkan bayangan-bayangan itu? Bisakah kita kembali menyusun masa depan bersama yang sempat hampir runtuh?

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates