#BGANia : Pertemuan
Terkadang hanya akan ada sepasang kaki yang selalu melangkah, menjejak
pada tanah basah pun aspal gersang untuk kemudian tiba pada suatu tujuan pasti
ataupun samar. Akan tiba saat ia lelah menjejak, kesepian melangkah. Namun ia
tahu, lelahnya akan terbayar, sepinya akan tertebus. Entah apa yang membuatnya
melakukan sebuah perjalanan. Entah, apa yang akan ditemukan dalam sebuah
perjalanan.
Yang kamu tahu, tepat pada sebelas Agustus satu tahun yang lalu, bukan
hanya sepasang kaki yang melangkah, tapi dua. Ada dua pasang kaki yang
melangkah, melakukan perjalanan untuk sebuah pertemuan bahagia menemukan cinta.
Mungkin.
***
Satu tahun yang lalu, tepat pada
tanggal dan bulan yang sama, kalian bertemu. Pertemuan pertama yang terjadi
antara disengaja dan tanpa disengaja. Antara terduga dan tak terduga. Satu
tahun lalu, yang tepat jatuh pada hari ini, kalian saling bertukar pandang, mengisyaratkan
tawa untuk sebuah rasa.
Tepat! Sebelas Agustus satu tahun
yang lalu, diam-diam priamu ingin meraih jemarimu, menggamnya ketika kalian ingin
menyebrang jalan pada pertemuan pertama. Namun kamu terlalu naif, pura-pura
berjalan menjauh dan mengabaikan perlindungannya.
Satu tahun yang lalu, ketika kalian
bertemu, kamu berpikir bahwa semua akan baik-baik dan tak lagi menyangkut perihal
hati. Kamu salah! Ya, kamu salah! Nyatanya, ada rasa yang tercabik. Ada hati yang
diam-diam menangis. Priamu telah memiliki kekasih.
Ternyata ada hati yang tak rela.
Ternyata ada rasa yang diam-diam ingin sedikit lebih diperjuangkan. Kecewa?
Mungkin. Namun, lagi-lagi semua salah tak dapat dilimpahkan pada priamu. Kamu yang
terlalu naif. Bicara perihal 'hanya' pertemanan
dengan priamu ketika ia meminta kepastian beberapa bulan yang lalu. Dan, kini
ketika priamu telah memiliki kekasih, harusnya kamu tak berhak marah. Tak
berhak kecewa. Meski nyatanya diam-diam ada celah yang mengais, memohon pada
hati agar tak patah. Kamu menangis (lagi) atas keputusanmu sendiri.
Itulah kamu. Jiwa lemah yang selalu
terkecoh oleh rasa, terombang ambing dalam untaian kata, lalu terdampar pada
cinta yang salah. Kecewa atas keputusan sendiri. Itulah kamu.
Tepat! Sebelas Agustus satu tahun
yang lalu kalian bertemu. Tepat satu hari sebelum tanggal kelahiranmu. Kamu pikir
pertemuan pertama kalian akan menjadi hadiah indah pada tahun itu. Nyatanya, lagi-lagi
kamu peroleh hadiah yang sama seperti dua tahun lalu, tiga tahun lalu, dan
empat tahun lalu. Tepat! Empat kali berturut-turut kamu rayakan hari kelahiranmu
dengan banjirnya kelenjar air mata. Sesial itukah hari kelahiranmu?
Dan entah kejutan indah Tuhan seperti
apa yang telah Ia persiapkan untukmu. Hingga tepat pada hari ini, sebelas
agustus di tahun ini, ada sejuta senyum merekah dan bahagia yang menghujanimu.
Semua tersebab priamu. Priamu yang tepat setahun lalu___tanpa priamu
sadari___telah membuatmu kecewa pada pertemuan pertama kalian. Priamu
yang tepat setahun lalu___ketika pertemuan pertama kalian___mengabarkan
bahwa ia telah memiliki kekasih dan itu
bukan kamu.
Kemudian kini, tepat di hari ini,
bahagiamu telah mekar. Bahagiamu adalah priamu yang telah mengembangkan tulip-tulip
sempurna. Kamu berharap bahwa inilah cinta sejati yang kamu nanti. Priamu
mungkin jodoh yang sempat kamu lewatkan satu tahun yang lalu. Dan tepat genap
setahun pertemuan kalian, kamu berharap bahwa priamu adalah jodoh yang tak akan
pernah lagi kamu lewatkan.
Kini kalian bersama. Melangkah
menapaki angan-angan masa depan bersama. Menyusun rindu-rindu yang beranak
pinak. Saling mendekap dan merengkuh harapan yang kamu harap akan menjadi satu.
Selamanya.
Hari ini. Sebelas Agustus, genap
setahun sudah pertemuan kalian. Dan kamu merasakan bahagia yang selalu kamu syukuri.
Kamu harap bahagiamu menjadi bahagianya juga. Kamu selalu memimpikan akan akhir
yang bahagia. Entah pada tahun yang keberapa kebersamaan kalian akan utuh
menjadi dongeng tidur yang bahagia abadi.
Yang kamu yakin, esok, tepat pada
hari kelahiranmu akan hanya ada jutaan bahagia bersama priamu. Kini bulan
Agustus bukan saja kamu nanti karena menjadi bulan kelahiranmu. Tapi juga telah
menjadi bulan yang kamu tunggu tersebab menjadi awal pertemuan dengan priamu.
Terima kasih atas pertemuan yang Kau atur pada tanggal dan bulan yang tepat.
Kamu ragu bahwa priamu akan mengingat
perihal hal sepele seperti tanggal dan bulan awal pertemuan kalian. Dan kamu
akan membantu priamu untuk mengingatnya melalui bait-bait kata yang kamu susun
sedemikian apik mungkin. Bulan Agustus akan selalu tercipta bahagia untukmu dan
untuk priamu. Untuk kalian.
@fetihabsari
* Tulisan ini diikutsertakan di dalam lomba #BGANia yang diadakan di sini *