[REVIEW] Cinta Abadi Laila Majnun
Judul :
Cinta Abadi Laila Majnun
Penyusun : Nizami Fanjavu
Penerbit : Ikhlas Media ( cetakan 1, Oktober 2013 )
Halaman : 250 hal
ISBN : 978-602-18047-6-6
Penyusun : Nizami Fanjavu
Penerbit : Ikhlas Media ( cetakan 1, Oktober 2013 )
Halaman : 250 hal
ISBN : 978-602-18047-6-6
Buku "Cinta Abadu Laila Majnun" ini merupakan
terjemahan dari 'Layla and Majnun' terbitan Blake Publishing, yang telah
diperkaya dari buku bahasa Arab, Al-Hubb Al-Khalid Qais wa Laila, terbitan Dar
Al-Kutub Al-`Ilmiyah, Beirut.
"Sepasang
kekasih terbaring dalam kesunyian. Disandingkan di dalam rahim gelap kematian.
Sejati dalam cinta, setia dalam penantian. Satu hati, satu jiwa di dalam surga
keabadian."
Kisah ini diambil dari cerita rakyat Arab yaitu kisah
mengenai Majnun yang telah melegenda, sang penyair yang 'gila cinta', dan
Laila, gadis padang sahara yang kecantikannya sangat terkenal.
Alkisah, hiduplah seorang pemimpin suku (kabilah) yang
masyhur dan disegani. Kabilah Bani Amir berasal dari kota Najd, dan pemimpinnya
bernama Al-Mulawwah bin Muzahim. Namun ia merasa belum sempurna karena tidak
memiliki seorang putera. Ia selalu berdoa, berpuasa dan berderma. Hingga
akhirnya lahirlah seorang putera yang ia beri nama Qais. Qais tumbuh menjadi
laki-laki yang sangat tampan. Ketampanannya bahkan menjadi bahan pembicaraan
orang-orang.
Suatu hari, di sekolah, sang guru memperkenalkan siswi
baru, seorang gadis yang sangat cantik. Namanya adalah Laila. Qais dan semua
siswa laki-laki seketika itu juga langsung jatuh hati pada kecantikan Laila.
Laila adalah putri dari Mahdi bin Sa'ad bin Mahdi bin
Rabi'ah. Mahdi adalah paman Qais.
Dan ternyata, perasaan Qais tak bertepuk sebelah tangan.
Laila juga jatuh hati pada Qais.
Orang-orang berkata bahwa cinta pertama adalah yang
terindah, penuh kenangan dan kebahagiaan yang tidak akan pernah punah. Hal ini
bagi Qais dan Laila benarlah adanya.
Ketika usia Laila beranjak dewasa, maka Laila pun tidak
diperkenankan keluar rumah dan bergaul sembarangan. Sejak saat itulah hubungan
mereka menjadi terputus sudah.
Sedangkan Qais yang terlanjur dimabuk cinta, tak mampu lagi
membendung rasanya pada Laila. Ia selalu memuji kecantikan Laila. Kidung-kidung
cinta untuk Laila tak hentinya keluar dari mulutnya. Orang-orang mulai
menggunjingkan tingkah aneh Qais. Hingga akhirnya mereka memanggil Qais dengan
sebutan Majnun = si gila.
Ketika Laila menyembunyikan tangisan luka dihatinya. Qais
justru menunjukkannya secara terang-terangan. Qais berkelana dari satu tenda ke
tenda lain, mengarungi sahara dengan ratapan kidung cinta yang tiada henti ia ucapkan.
Matanya selalu basah oleh airmata kerinduan dan hasrat cinta.
Kini, Qais telah benar-benar menjadi Majnun. Si gila karena
ulah cinta. Namun, banyak orang kagum pada syair-syair cinta yang telah
diciptakan oleh Majnun. Majnun hidup di jalanan dengan baju yang tak layak, dan
keadaan yang sangat memprihatinkan.
Ayahnya mencoba melamar Laila untuk menikah dengan Qais.
Ayahnya berharap, hanya dengan mempersatukan merekalah Majnun bisa kembali
menjadi Qais. Namun, lamaran itu ditolak mentah-mentah oleh ayah Laila.
Kemudian Qais bertemu dengan Naufal ( Pangeran Pemberani )
yang telah menjadi sahabatnya, dan berjanji untuk memerangi kabilah Laila agar
orangtua Laila mau menerima Majnun. Namun usaha ini juga kandas di tengah
jalan.
Qais kembali lagi pada kehidupannya yang tak teratur.
Terlebih ketika ia telah ditinggal meninggal oleh ayahnya, keinginan Qais untuk
mengucilkan diri dan hidup di belantara semakin kuat.
Setelah ayahnya meninggal, kemudian ibunya pun menyusul ke
alam kematian. Majnun tambah terpukul. Kehidupannya kini hanya berteman dengan
para binatang-binatang buas yang selalu setia menjadi pengikutnya.
Lalu, tiba saatnya Ibnu Salam ( suami dari Laila )
meninggal dunia. Laila benar-benar merasa telah terbebas dari jerat penjara
yang telah bertahun-tahun. Namun, perlahan-lahan keadaan tubuh Laila semakin
melemah. Ajal pun telah dekat dengannya. Hingga akhirnya ia meninggal Dunia.
Majnun yang mengetahui berita kematian Laila langsung
berlari menuju makan Laila diikuti oleh segerombolan hewan-hewan yang setia
mengawal Majnun. Majnun masih berada di atas pusara Laila. Ia hanya seorang
diri di sana. Sudah beberapa hari ia menemani kuburan kekasihnya. Ia menangis
dan meratap, menjerit-jerit, merintih pedih. Ia memanggil-manggil nama Laila.
Berangsur-angsur tubuh Majnun bertambah lemah, ia sadar
bahwa perjalanan hidupnya telah mencapai penghujungnya. Majnun menutup matanya
dan berbaring di atas pusara Laila, mendekapkan tubuhnya kepada tanah pusara
itu dengan segenap tenaganya yang tersisa. Bibirnya yang kering bergerak-gerak
dalam doa yang lirih. Lalu, sambil mengucapkan kata-kata, "Laila,
kekasihku..." ruhnya pun terbebas, dan kini ia telah tiada.
***
Sebagian ahli bahasa dan
penyair telah menyandingkan Laila Majnun sebagai sebuah mahakarya sastra yang
mirip dengan Romeo Juliet. Padahal keduanya berbeda.
Jika keberanian dan proaktifnya Romeo untuk mengejar Juliet berakhir dengan tidak sempatnya keduanya menikah, sementara Majnun lebih bersifat pasif dalam memperjuangkan Laila.
Jika keberanian dan proaktifnya Romeo untuk mengejar Juliet berakhir dengan tidak sempatnya keduanya menikah, sementara Majnun lebih bersifat pasif dalam memperjuangkan Laila.
Nizami adalah seorang sufi
dari Persia. Ia juga terkenal sebagai seorang penyair.
Menurut Nizami, kisah cinta Majnun terhadap Laila adalah
metafora cinta Majnun terhadap Tuhan. Menceritakan betapa tulusnya cinta Majnun
kepada Laila, dan begitu juga sebaliknya.
Buku ini berisi kata-kata yang puitis. Recomended buat yang suka bacaan dengan kata-kata yang puitis. Warna kertas dan ukuran hurufnya juga nyaman buat mata...
Buku ini berisi kata-kata yang puitis. Recomended buat yang suka bacaan dengan kata-kata yang puitis. Warna kertas dan ukuran hurufnya juga nyaman buat mata...
Kekurangan :
Alur ceritanya lambat dan bikin ngantuk. Saya suka sama kata-kata yang puitis macam ini, tapi entah kenapa setiap baca beberapa halaman pasti ngantuk ._.)
Alur ceritanya lambat dan bikin ngantuk. Saya suka sama kata-kata yang puitis macam ini, tapi entah kenapa setiap baca beberapa halaman pasti ngantuk ._.)
3,5 of 5 stars