#HandinHand Charity Art Festival
Sebab bahagia bukan hanya milik kita, dan berbagi kebahagian bersama akan terasa lebih indah
Katanya, bulan Februari itu bulannya kasih sayang bertebaran di mana-mana Yeesss, i agree! But, no! Bukan karena di bulan Februari ada yang namanya hari valentine di tanggal 14 itu loh... Tapi, harusnya sih menebarkan kasih sayang itu nggak hanya di bulan Februari saja dong. Setiap bulan, setiap hari, setiap saat kita harus menebarkan kasih sayang.
Yang mau dibahas di postingan kali ini bukan tentang sajak-sajak pilu penuh kerinduan atau cerpen-cerpen suram yang kesepian. Tapi yang ingin saya tuliskan kali ini adalah cerita nyata perihal berbagi dan bahagia bersama. Melukis senyum serta menenun tawa tanpa memandang segala.
This is.... Tepat pada 15 Februari 2015 sebuah acara yang bertajuk #HandinHand Charity Art Festival berlangsung di Taman Perdamaian BSD. Apasih #HandinHand Charity Art Festival itu? Yups, berkreasi sambil beramal untuk membantu kebutuhan pasien kanker anak. Kok pasien kanker anak? Iyaa doong! 15 Februari itu kan hari kanker anak sedunia. Hayooo, pasti banyak yang belum tahu kaaan? Tahunya 14 Februari saja siih. :p
Acara #HandinHand Charity Art Festival ini diselenggarakan oleh Komunitas Taufan yang berkoordinasi dengan rekan komunitas lainnya. Komunitas Taufan sendiri adalah sebuah komunitas penggerak relawan bagi pasien kanker dan penyakit beresiko pada anak.
Dengan mengikuti beragam workshop yang diadakan seperti Art Playdate by Ganara Art Studio, Tie Dye shirt by WeWo Craft, Cello Graffti Class by Indonesian Walls, dan Noodle Making Class by Chef Lucky, peserta telah ikut serta berdonasi bagi para pasien kanker anak. Masing-masing workshop dikenakan biaya sebesar Rp 150.000 per peserta dan hasil dari workshop tersebut akan didonasikan. Jadi berkreasi sambil berdonasi. Alhamdulillah banyak yang mendaftar untuk ikutan workshop.
Selain workshop, acara juga dimeriahkan oleh Yoga for kids by Kids Yoga Jakarta, Umar Shahab, Sasha Q, Dongeng Kejutan by Ayo Dongeng Indonesia, Gema Luhur Choir, Stand Up Pamulang, Beatbox Community, Happytunes Band, Kinki Momo, Graffiti Performance on 3x2m board, dan Food Bazaar. Dan tanpa dugaan ditengah acara kami kedatangan Fatin Sidqia yang turut berdonasi. Kehadirannya menambah suasana semakin ramai.
Acara ini juga dihadiri oleh Ibu Walikota Tangerang Selatan, Ibu Airin Rachmi Diany. Bapak Direktorat PPTM, Bapak Dr. Sedya Dwisangka. Dr. Edy Tehuteru, dari Siloam Hospital, Spesial Onkologi Anak, pembicara Talkshow 'Kenali Gejala Kanker pada Anak' yang sangat mencerahkan.
Dan acara ini pun diliput oleh berbagai media diantaranya Count Me In, Berita Satu, Berita Satu Health, Kompas TV, Net TV, Elshinta TV, Radar Banten. Dan juga media partner yang baik ada Aktifest dan Dagelan.co.
Lokasi sudah didesign sedemikian rupa berhiaskan balon berwarna-warni. Berharap langit yang bersahabat tanpa hujan dan penuh keceriaan. Para pasien kanker anak tiba di lokasi dengan raut wajah ceria layaknya seperti anak normal lainnya. Tetapi (lagi-lagi) saya mengusap kembali air mata setiap melihat tawa riang mereka yang bertentangan dengan kondisi dan keadaan mereka sebenarnya. Sungguh Tuhan Maha Besar. Memberikan mereka kekuatan dan semangat yang begitu menyala. Bahwa kita mungkin tidak lebih baik dari mereka.
Seorang pasien berusia tiga tahun yang mengidap leukemia dengan semangatnya berkata, “Aku ingin jadi dalang!”. Ia dengan begitu lincah dan berbakat memainkan wayang bak seorang dalang profesional. Ia hafal berbagai macam cerita pewayangan dan tokoh-tokohnya. Ia pun memiliki koleksi beragam tokoh wayang meskipun belum lengkap. Ia berlatih dua minggu sekali di Taman Mini Indonesia Indah, sedangkan rumahnya terletak di daerah Grogol. Dengan kondisinya yang naik turun, ia tak pernah mau absen dari berlatihnya. “Kalau dua minggu nggak ke sana (TMII) biasanya ya ngambek,” tutur Ayahnya. Sungguh luar biasa, menemukan seorang anak kecil dengan beban yang harus ditanggungnya namun masih memiliki tekad dan semangat tinggi. Dan juga cita-citanya adalah cita-cita yang tidak biasa untuk anak seusianya. Ia adalah Zahir.
Ada lagi cerita menarik. Dari seorang anak kecil perempuan. Ia bukan pasien kanker, melainkan ia adalah pengunjung yang dengan sengaja menyempatkan waktu liburnya untuk datang ke acara ini. Setibanya di meja registrasi, sang ibu berkata, “Kak, ini mau ikut nyumbang hasil celengannya.” Sembari mengangkat tangan anak perempuan yang memegang sebuah amplop yang berisi penuh uang logaman hasil celengannya. Anak itu mungkin masih malu untuk mengatakannya sendiri. Setelahnya, saya suruh ia memasukkan sendiri secara langsung amplop tersebut ke dalam donation box. (Lagi-lagi) saya menahan lelehan air.
Sungguh mereka banyak mengajarkan arti kebahagian dan saling berbagi. Begitu murni dan tulus senyuman mereka. Mereka yang menyulut kembali api semangat kami. Mereka yang menyadarkan kembali bahwa kebahagian bukanlah milik diri sendiri. Ingin rasanya selalu memeluk dan mendekap mereka.
Terima kasih untuk Komunitas Taufan yang sudah memberikan saya kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan mahadahsyat ini. Semoga segala hikmah dan pelajaran yang saya dapatkan kemarin akan selalu tertanam dan tertancap pada diri.
Hasil kreasi pasien kanker anak (Art Playdate by Ganara) |
Zahir. Si dalang cilik kita. |
Sasha Q menghibur adik-adik pasien kanker anak |
Fatin Sidqia setelah berdonasi di meja registrasi |
Box Donation |
Berfoto bersama sebelum para pasien kanker anak pulang |
we are volunteersss!!!! |
Finally!!! |
Naahh! mereka ini kecintaan! |
Jakarta, Februari 2015
@fetihabsari